Sahroni Desak Polri Usut Motif Pembubaran Diskusi FTA: Ada Agenda Khusus

30 September 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi III Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni. Foto: DPR
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi III Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni. Foto: DPR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengapresiasi kepolisian yang bertindak cepat dalam kasus pembubaran paksa diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Sabtu (28/9) kemarin.
ADVERTISEMENT
Lima pelaku sudah ditangkap. Mereka adalah FEK, GW, JJ, LW, dan MDM.
Sahroni menilai, perbuatan pembubaran diskusi secara sepihak tersebut merupakan tindakan brutal, serta melawan hukum dan merusak demokrasi.
Godlip Wabano (kiri) dan Fhelick E Kalawali, tersangka pembubaran diskusi di Grand Kemang, Sabtu (28/9/2024). Foto: X/@ahriesonta
“Apresiasi respons cepat pihak kepolisian dalam menindak para pelaku pembubaran sepihak tersebut. Sudah 100% tepat. Karena aksi-aksi seperti itu jelas merusak demokrasi dan mengangkangi aparat kepolisian selaku penegak hukum. Tidak ada hak dan kewenangan mereka melakukan itu. Apalagi diduga ada penganiayaan di sana," kata Sahroni dalam keterangannya, Senin (30/9).
"Maka dengan ini, melalui tindakan tegas kepolisian, menjadi simbol bahwa negara menjamin dan melindungi kebebasan bersuara bagi rakyatnya. Sekaligus melawan keras segala bentuk aksi premanisme,” tambah dia.
Polda Metro Jaya tunjukan dua tersangka pembubaran paksa diskusi FTA di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Minggu (29/9/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Para perusuh pulang dari Hotel Grand Kemang. Foto: Dok. Istimewa
Bendahara Umum NasDem ini mendesak kepolisian mengusut motif para pelaku pembubaran. Menurutnya, ada potensi para pelaku memiliki motif tertentu.
ADVERTISEMENT
“Polisi juga wajib telusuri motif para pelaku. Apa maksudnya? Kenapa sampai berbuat sejauh itu? Karena tak menutup kemungkinan ada suatu agenda khusus di baliknya. Malah bisa jadi mereka disuruh atau diprovokasi oleh aktor tertentu. Jadi banyak kemungkinan yang bisa mengarah ke sana. Harus dibongkar sampai clear,” ucap Sahroni.
Sahroni menegaskan, pola premanisme seperti ini tidak boleh sampai terulang dalam negara demokrasi.
“Sebagai negara demokrasi, negara harus memastikan kebebasan rakyatnya dalam bersuara. Maka upaya pembungkaman melalui pola-pola premanisme dan penggunaan kekerasan seperti ini harus ditindak tegas,” tutup Sahroni.
Diskusi FTA dihadiri oleh beberapa tokoh, seperti Din Syamsudin, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun, Said Didu, eks Danjen Kopassus Soenarko, Marwan Batubara, Rizal Fadhilah. Selain itu juga Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti yang merupakan Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air. Diskusi ini dibubarkan paksa oleh sekelompok orang tak dikenal.
ADVERTISEMENT
Di tengah diskusi, mereka merangsek masuk ke dalam tempat diskusi untuk membubarkan paksa. Mereka merusak beberapa properti dan membuat kericuhan.
Dua orang satpam menjadi korban luka dalam kejadian ini. Sementara itu, polisi memastikan para tokoh yang hadir tidak ada yang terluka.