Said Aqil: 212 Bukan Kebangkitan Islam, Itu Jelas Politik Mengatasnamakan Agama

14 Desember 2021 5:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
Ketua PBNU Said Aqil di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PBNU Said Aqil di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj memberikan tanggapannya seputar gerakan 212 yang terjadi pada 2016 silam. Said Aqil menegaskan, dirinya tidak melihat gerakan 212 sebagai momentum kebangkitan umat Islam.
ADVERTISEMENT
"Misal dalam menghadapi 212, itu luar biasa bagi saya, luar biasa kerasnya tantangannya itu sebagian (massa) dari NU juga karena itu kesempatan kebangkitan Islam," kata Said Aqil saat berbincang di Gagasan Kiai Said Menuju Muktamar NU di akun YouTube TVNU dikutip Selasa (14/12).
Said Aqil menilai, gerakan 212 bukan merupakan kesempatan untuk kebangkitan Islam. Menurutnya, gerakan 212 adalah gerakan politik.
"Menurut saya itu bukan kesempatan kebangkitan Islam karena itu tujuannya jelas politik yang mengatasnamakan agama," ucap dia.
Bahkan, Said Aqil menuturkan dirinya menolak keras gerakan 212. Ia kemudian membeberkan mengapa menolak gerakan 212 itu.
"Satu-satunya orang yang bersuara keras, bersuara menolak 212 saya. barangkali yang menolak banyak tapi yang ucapannya jelas, terus terang ya saya," ucap Said Aqil.
ADVERTISEMENT
"Karena saya anggap itu bukan kebangkitan Islam, bukan gerakan Islam kenapa? Karena tidurnya di masjid, salat di lapangan. Masjid dijadikan tempat tidur, lalu menunggu salat Jumat di lapangan," tutup dia.