Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Saksi Kasus Kalideres: Kaget Lihat Mayat Margaretha, Dipegang Sudah Gembur
21 November 2022 20:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sempat ingin menjual rumahnya ke salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Namun, pegawai itu mengurungkan niatnya karena melihat ada jenazah di rumah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kisah ini diceritakan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat jumpa pers update penanganan kasus kematian Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68).
"Pada saat mereka datang ke seputaran rumah, dua mediator, satu petugas ataupun pegawai dari koperasi. Datang ke depan rumah kemudian sama-sama masuk ke dalam rumah yang menjadi TKP ini. Pada saat itu diterima almarhum Budyanto," kata Hengki, Senin (21/11).
Hengki melanjutkan, saat melihat rumah, pegawai juga mencium aroma tak sedap. Mayat yang dilihat itu atas nama K. Margaretha Gunawan.
"Begitu membuka gerbang, langsung terasa bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei. Ditanyakan kepada pihak rumah, kok bau seperti ini? Dijawab bahwa ini bau got yang lupa dibersihkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya, pegawai itu sempat bertanya ke Dian, di mana keberadaan ibunya, Margaretha. Dian merupakan salah satu anggota keluarga yang juga meninggal dunia.
"Kemudian ditanyakan Ibu Reni [K. Margaretha Gunawan] ada di mana?" sambung Hengki.
"Di mana ibunya? Ini lagi tidur, tetapi jangan dihidupkan lampu. Karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anaknya Dian [saat itu]," ujar Hengki menirukan percakapan mereka.
Merasa curiga, pegawai tersebut akhirnya secara diam-diam menghidupkan senter ponsel. Dia lalu dibuat terkejut karena melihat Margaret yang terbaring tak bernyawa.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek, dipegang-pegang ini agak gembur. Merasa curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi ini menghidupkan flash HP-nya. Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar ini sudah mayat," kata Hengki.
"Kemudian langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum mereka bertiga pergi, salah seorang saksi tersebut dikejar oleh Budianto Gunawan. Kepada saksi tersebut, Budianto meminta agar tidak melaporkan hal ini kepada siapa pun, termasuk kepada polisi.
"Salah satu saksi dikejar Budiyanto, tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi pihak RT ataupun warga sini. Dan ternyata memang tidak dilaporkan," katanya
"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif. Ada seperti ini agar dilaporkan," tandasnya.