Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Saksi Ketua RT: Tak Ada Ambulans; CCTV Kompleks Irjen Sambo Diganti
14 Juli 2022 7:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu melibatkan sopir dinas pribadi istri Irjen Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (27) dengan ajudan Irjen Sambo, Bharada E. Dalam peristiwa itu, Brigadir Yosua tewas dan menyisakan banyak kejanggalan.
Rumah di Jalan Duren Tiga Utara 1 Nomor 46 RT05/01, Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan itu merupakan rumah singgah yang selama pandemi difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri Irjen Sambo dan keluarga.
Ketua RT tempat rumah tersebut rupanya bukan orang sembarangan. Dia bernama Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto. Kepada kumparan ia bercerita tentang peristiwa penembakan yang terjadi di rumah itu.
Berikut rangkumannya:
Tak Dilapori
Seno mengatakan dia tak menerima laporan dari pihak Kepolisian soal ada kejadian penembakan di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Seno mengaku kesal karena tak diberi tahu adanya kejadian penembakan itu. Padahal, dia bertanggung jawab di area lingkungan tersebut. Termasuk saat olah TKP.
"Sampai sekarang saya ketemu aja enggak, terus terang saya juga, ya, kesal. Saya ini dianggap apa, sih, maaf saja saya ini jenderal lho meskipun RT," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Asrena Kapolri itu kepada wartawan, Rabu (13/7).
Tak Ada Ambulans Usai Penembakan Yosua
Seno mengungkapkan, usai kejadian tersebut tak ada yang melihat adanya ambulans. Karena itu pula ia tidak tahu persis bagaimana proses jenazah Yosua dibawa.
"Enggak tahu (proses bawa jenazahnya). Iya, ada ambulans ke sini juga ya enggak nangkap. Saya enggak tahu diangkut pakai apa," ungkap Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).
ADVERTISEMENT
CCTV Kompleks Diganti Usai Penembakan
Seno Sukarto mengungkapkan, di kompleks tersebut terpasang sejumlah CCTV di beberapa sudut kompleks. Namun sehari setelah kejadian penembakan itu tepatnya pada Sabtu (9/7), kata Seno, CCTV di kompleks yang pusatnya berada di pos satpam sempat diganti oleh polisi.
"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, (tapi) CCTV alatnya yang di pos. Iya (diganti polisi)," kata Seno kepada wartawan, Rabu (13/7).
Kemudian, lanjut Seno, penggantian CCTV itu bahkan baru diketahuinya pada Senin (11/7). Dia baru mendapat informasi tersebut dari petugas keamanan kompleks.
"Saya tanya sama satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya (decodernya) itu," ungkapnya.
Tak Tahu Ada Olah TKP
Seno mengaku saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ia tidak diberi tahu. Maka itu ia tidak mengetahui jika telah terjadi penembakan.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak tahu, saya enggak tahu ada informasi masalah ramai-ramai, ini saya tanya [satpam] katanya ada acara, jadi dia juga enggak tahu apa-apa, itulah yang saya ketahui," jelas Reno saat ditemui, Selasa (12/7).
Irjen Ferdy Sambo Tinggal di Rumah Dinas Sejak Berpangkat AKBP
Seno mengatakan Irjen Sambo tinggal di kompleks tersebut sejak pangkatnya masih Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
"Sudah lama, waktu itu pangkatnya masih AKBP, sekarang sudah bintang 2," kata Seno saat ditemui, Selasa (12/7).
Dia mengungkapkan, selama ini rumah dinas Irjen Sambo sepi. Hanya ada beberapa orang yang merupakan penjaga rumah serta sopir pribadinya.
"Jadi, di rumah dari pagi sampai malam itu sepi. Hanya beberapa, kadang-kadang pagi itu sopir-sopir pada membersihkan kendaraan. Malam juga sepi, enggak ada apa-apa. Itu yang saya tahu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Live Update