Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies.
Unggahan Anies ini sontak menarik perhatian masyarakat. Bahkan, banyak yang berasumsi, foto tersebut sengaja diunggah Anies sebagai bentuk protes keras.
"Luar biasa. Kode keras," tulis @akbar_salam1.
Bahkan, unggahan Anies ini juga ikut menarik perhatian sutradara muda Indonesia, Timo Tjahjanto. Ia menyebut, demokrasi mati saat sebuah daerah tidak bisa memisahkan antara agama dengan pemerintahan.
Sebenarnya, buku apa yang dibaca Anies?
Buku setebal 320 halaman itu merupakan buah karya profesor Ilmu Politik Harvard University, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, yang terbit pada 2018 lalu. Secara garis besar, buku ini menceritakan tentang bagaimana pemimpin terpilih memiliki sumber daya dan akses untuk mengubah demokrasi.
Menurut Levitsku dan Ziblatt, pemimpin terpilih bisa mengubah demokrasi untuk memperkuat kekuasaannya secara perlahan. Salah satunya dengan membuat sebuah sistem yang memperlemah kelompok lain atau oposisi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, buku ini keluar dari hasil penelitian keduanya atas polemik di Pilpres AS 2016 hingga awal pemerintahan Presiden Donald Trump. Lantas, apakah foto buku ini adalah bentuk kode keras Anies?