Salam The Hunger Games, Simbol Perlawanan Siswa terhadap Pemerintah Thailand

18 Agustus 2020 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjuk rasa memberikan salam"Hunger Games" selama unjuk rasa pro-demokrasi di Universitas Thammasat di Pathum Thani, utara Bangkok, Thailand. Foto: Lillian SUWANRUMPHA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjuk rasa memberikan salam"Hunger Games" selama unjuk rasa pro-demokrasi di Universitas Thammasat di Pathum Thani, utara Bangkok, Thailand. Foto: Lillian SUWANRUMPHA/AFP
ADVERTISEMENT
Murid-murid dari belasan sekolah di Thailand memberikan hormat tiga jari ala film The Hunger Games.
ADVERTISEMENT
Tindakan itu dilakukan pada Selasa (18/8) saat lagu kebangsaan Thailand dikumandangkan. Salam tiga jari merupakan simbol perlawanan terhadap pemerintah. Simbol itu sudah digunakan sejak 2014 lalu, saat PM Prayuth Chan-O-cha mengambil kekuasaan lewat kudeta.
Sejak pertengahan Juli, aksi protes terhadap pemerintah bermunculan di berbagai kampus di Thailand. Mereka menentang penguasa Thailand yaitu kerajaan dan junta militer.
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah yang mengenakan topeng pengacara HAM Anon Nampa, memberi hormat tiga jari saat melakukan demonstrasi di Chiang Mai, Thailand, Minggu (9.8). Foto: Athit Perawongmetha/REUTERS
Pada awal pekan ini, tepatnya sejak Senin (17/8) salam The Hunger Games nampak di delapan SMA seantero Thailand. Sehari sesudahnya, aksi ini meluas ke belasan sekolah lainnya.
Beberapa siswa juga memakai pita putih yang melambangkan dukungan terhadap protes. Para mahasiswa dan pelajar menuntut PM Prayuth mundur, konstitusi baru, dan diakhirinya kekerasan terhadap aktivis demokrasi.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin menunjukkan saya tidak ingin diktator, saya mau demokrasi sesungguhnya," ucap salah seorang siswa SMA yang ikut demo, yang tak mau namanya diungkap. Demikian dikutip dari Reuters.
Para pengunjuk rasa memberikan salam"Hunger Games" selama unjuk rasa pro-demokrasi di Universitas Thammasat di Pathum Thani, utara Bangkok, Thailand. Foto: Lillian SUWANRUMPHA/AFP
Terkait demo-demo menentang kerajaan, pihak sekolah di Thailand menolak berkomentar. Mengkritik apalagi menyerang kerajaan merupakan tindakan tabu di Thailand.
Menteri Pendidikan Thailand Nataphol Teepsuwan menegaskan, siswa diberi hak untuk menyampaikan pendapat dan tak akan dihukum. Tapi, Pemerintah juga punya batasan tersendiri.
Sedangkan PM Prayuth menegaskan, dirinya siap untuk mendengarkan keluh kesah dan protes siswa.
"Yang saya juga dengar, siswa yang tak mau ambil bagian (dalam aksi protes) mendapat intimidasi," ucap Prayuth.