Salamun dan Celengan Kayu yang Mengantarnya ke Tanah Suci

26 Juni 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salamun tukang parkir asal Jombang naik haji.  Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salamun tukang parkir asal Jombang naik haji. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini adalah kisah tentang tukang parkir bernama Salamun dan celengan kayunya. Celengan inilah yang akhirnya mengantar Salamun ke Tanah Suci.
ADVERTISEMENT
Cerita ini bermula saat Salamun bermimpi melihat Ka'bah. Tapi sebagai tukang parkir di toko gerabah, Kecamatan Peterongan, Jombang, Salamun tak tahu dari mana mendapatkan uang untuk mewujudkan niat mulianya itu.
Hingga akhirnya pada tahun 2005 Salamun mendatangi tukang kayu. Dia meminta dibuatkan sebuah celengan dari kayu.
Malam harinya, Salamun salat Tahajud. Dia memantapkan niat berhaji ke Tanah Suci. Selembar uang lima puluh ribu dia masukkan ke dalam celengan kayunya.
"Uang saya masukkan ke kotak. Saya niatkan haji," kata Salamun saat ditemui di pemondokannya di Makkah, dikutip Rabu (26/6).
Warga Dusun Temulawak, Desa Kebun Temu, Kecamatan Peterongan, Jombang itu, giat bekerja agar celengan kayunya cepat penuh. Dia mengisi celengan sesuai pendapatan hariannya, kadang Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, kalau sedang ada rezeki lebih dia menabung Rp 50 ribu.
ADVERTISEMENT
"Setiap hari harus ada yang masuk celengan. Paling banyak sehari dapat Rp 100 ribu dari markir. Saya pokoknya markir ini agak non stop. Saya mulai markir jam 9 pagi sampai Maghrib sudah pulang. Istirahat kalau salat saja,'' kata Salamun.
Selain celengan kayu haji, dia juga memiliki celengan kayu lain khusus untuk biaya sekolah anak-anaknya yang tidak pernah dikutak-katik meskipun kala itu kondisi ekonomi sedang sulit. Terbukti lima anak Salamun kini sudah lulus kuliah.
"Alhamdulillah anak saya semua sudah jadi sarjana," katanya.
Doa dan Tahajud Tiap Malam
Salamun tukang parkir asal Jombang naik haji. Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Usaha pria berusia 64 tahun itu bukan hanya menabung. Setiap malam dia selalu salat Tahajud. Dalam Tahajudnya itu dia panjatkan doa dan zikir agar segera dipanggil ke Tanah Suci. Doa dan zikir itu, kata Salaman, diajarkan oleh seorang ulama yang sering dia temui di toko gerabah.
ADVERTISEMENT
"Beliau meminta setiap salat tahajud, saya wiridan dan istigfar 100 kali. Salawatnya 200 kali, terus mendoakan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan siti hajar. Itu rutin setiap hari,'' katanya.
Celengan kayu terus diisi, tahajud dan zikir juga terus dilakukan setiap malam. Hingga akhirnya pada tahun 2011, Salamun membongkar celengannya.
Dia tak menyangka, uang di celengannya itu terkumpul Rp 25 juta. Saat itu juga dia meminta anaknya untuk mendaftarkan dirinya haji. Sang anak, kata Salamun, juga tidak mengira ayahnya bisa memiliki uang sebanyak itu karena dia tak pernah bercerita kepada istri dan anaknya soal celengan hajinya.
"Ini semua karena Allah," ucapnya.
Usai mendaftar, keinginan berhaji semakin menggebu. Salamun semakin rajin menabung agar bisa membayar sisa biaya pelunasan sebesar Rp 33 juta.
ADVERTISEMENT
"2011 Lanjut nabung untuk pelunasan. Saya nggak ambil-ambil, sudah saya niati, istiqomah," katanya.
Panggilan haji yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Tahun 2024 Salamun dan istrinya bisa berangkat haji. Salamun merasa bersyukur, mimpinya melihat Ka'bah yang dulunya hanya sekadar mimpi akhirnya bisa terwujud. Dia juga bisa menapak tilas perjuangan Nabi Ibrahim yang setiap malam dia doakan dalam tahajudnya.
"Saya merasa bersyukur bisa melihat Ka'bah," ucap Salamun terbata-bata sambil menangis.