Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9

ADVERTISEMENT
Ramadan 2025 telah berlalu, tapi lautan umat Islam masih menyesaki Baitullah di Makkah pada awal bulan Syawal ini.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (4/4), bertepatan dengan 6 Syawal 1446 H waktu Arab Saudi, mereka melaksanakan salat Jumat di bawah terik matahari yang mencapai 38 derajat Celsius.
Meski suhu cukup "menyala", tapi tak menyurutkan jemaah untuk berlomba-lomba mengambil saf di mataf (area di sekeliling Ka'bah, lokasi tawaf) yang tak beratap. Hanya jemaah umrah saja yang boleh mengakses area tersebut.
Untuk mencapai tempat istimewa ini, jemaah mesti datang lebih awal, beberapa jam sebelum pelaksanaan salat berjemaah.
Jemaah lainnya kebagian di area dalam masjid (indoor) dan pelataran serta kawasan lain di luar pelataran — terutama bagi jemaah yang datang belakangan.
Bertindak sebagai imam dan khatib adalah Syekh Dr. Bandar Balila.
“Selamat bagi mereka yang menjadikan Ramadan sebagai perjalanan menuju Yang Maha Pengasih, dan memanfaatkan hari-harinya sebagai jalan untuk mendekat ke surga," demikian potongan khotbah Syekh Balila.
ADVERTISEMENT
Balila menyerukan konsistensi amal saleh setelah Ramadan berlalu.
"Karena konsistensi dalam amal kecil melindungi seorang hamba dari terputusnya ketaatan setelah bulan yang penuh berkah ini (Ramadan) berlalu,” katanya.
Suhu di Makkah mulai meningkat belakangan ini menyusul berakhirnya musim dingin di Arab Saudi pada Maret lalu. Di kawasan barat Saudi, termasuk Makkah dan Madinah, saat ini merupakan peralihan dari musim dingin ke musim panas.