Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Salat Tarawih-Witir di Masjidil Haram 13 Rakaat, Dipimpin 7 Imam
12 Maret 2024 8:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menunaikan ibadah umrah dan mengikuti salat Tarawih dan Witir di Masjidil Haram, Makkah, adalah impian umat Islam di bulan suci Ramadan karena keutamaannya yang melimpah.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, jumlah salat Tarawih plus Witir di masjid terbesar di dunia itu berjumlah 13 rakaat.
13 Rakaat tersebut terdiri dari 10 rakaat salat Tarawih dan 3 rakaat salat Witir. Nantinya, 10 hari terakhir bulan Ramadan juga akan ada salat Tahajud.
Ada 7 imam yang akan memimpin salat malam secara bergantian sesuai jadwal, terdiri dari 5 imam tetap Masjidil Haram dan 2 imam tamu. Mengundang imam tamu memang sering dilakukan.
Ketujuh imam bersuara merdu tersebut adalah:
1. Syeikh Abdul Rahman Al-Sudais
2. Syeikh Abdullah Al-Juhani
3. Syeikh Maher Al-Muaiqly
4. Syeikh Bandar Balilah
5. Syeikh Yasser bin Rasyid Al Dosari
6. Syeikh Badr Al-Turki (imam tamu)
7. Syeikh Al-Waleed bin Khaled Al-Shamsan (imam tamu)
Untuk salat Tarawih dan Witir, kadang dipimpin 3 imam dan kadang 2 imam.
ADVERTISEMENT
Misalnya pada 1 Ramadan, salat dipimpin 3 imam, dengan rincian tugas sbb:
1. Syeikh Badr Al Turki (imam tamu), memimpin 4 rakaat pertama salat Tarawih.
2. Syeikh Al Waleed Al Shamsaan (imam tamu), memimpin 4 rakaat kedua salat Tarawih.
3. Syeikh Abdul Rahman Sudais, memimpin 2 rakaat terakhir salat Tarawih dan 3 rakaat salat Witir. Sudais merupakan imam tetap sekaligus Kepala Urusan Agama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Jika imam yang memimpin salat ada dua orang, maka mereka akan berbagi peran sebagai berikut:
Imam pertama memimpin Tarawih pada 6 rakaat pertama, lalu imam kedua memimpin 4 rakaat selanjutnya serta 3 rakaat Witir.
Pada malam kedua Ramadan (Senin, 11/3), yang memimpin salat adalah Syeikh Bandar Balilah dan Syeikh Yasser Dosari.
ADVERTISEMENT
Awal Ramadan di Arab Saudi sehari lebih dulu dibandingkan di Indonesia.