Salip Elektabilitas Prabowo di Jabar, Emil Dinilai Punya Kans di Pilpres 2024

26 Oktober 2022 20:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyapa peserta Festival Egrang saat Siaran Keliling (Sarling) di Lapang Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyapa peserta Festival Egrang saat Siaran Keliling (Sarling) di Lapang Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Foto: Adeng Bustomi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Meskipun tak masuk dalam tiga besar kandidat calon presiden 2024 dengan elektabilitas tertinggi dalam survei Litbang Kompas, elektabilitas Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil terus meningkat terutama di Jawa Barat (Jabar).
ADVERTISEMENT
Emil menyalip Prabowo Subianto yang sebelumnya punya elektabilitas tertinggi di Jabar. Di survei yang sama, Emil adalah kandidat cawapres paling tinggi elektabilitasnya mengalahkan Sandiaga Uno dan AHY.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan, mengatakan Emil merupakan figur paling kuat dari Jabar untuk maju sebagai calon presiden. Akan tetapi, dia mengakui elektabilitas Emil masih kalah di tingkat nasional bila dibandingkan dengan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
"Kalau kita lihat figur Jabar memang yang paling potensial adalah Kang Emil, walau belakangan muncul nama Aher (Ahmad Heryawan) yang diusung PKS tapi soal elektabilitas agak jauh. Soal posisi gubernur saat ini, bagaimana pun itu merepresentasikan warga Jabar," kata dia, Rabu (26/10).
ADVERTISEMENT
Firman menyebut, mulai bermunculan dukungan dari akar rumput terhadap Emil, turut mempengaruhi suaranya di Jabar. Selain itu, kinerja Emil dalam penanganan COVID-19, serta komunikasi politiknya dengan sejumlah elite partai belakangan ini, turut berpengaruh meningkatkan elektabilitasnya.
Namun, menurut Firman, peningkatan elektabilitas Emil tak dibarengi dengan dukungan partai. Hingga kini, Emil diketahui belum berlabuh di partai dan belum ada pula partai yang menunjukkan ketertarikan mengusung Emil. Hal itu berbeda dengan Anies yang telah diusung oleh Nasdem dan Prabowo dengan Gerindra.
"Secara peringkat masih tetap belum unggul dibanding tiga capres di atas. Kalau kita bicara potensi, kalau mau diusung itu kan harus ada partai minimal ada yang menunjukkan ketertarikan untuk mengusung, sejauh ini belum terlihat," papar dia.
ADVERTISEMENT
"Itu (komunikasi politik) jadi faktor yang membuat naik, teridentifikasi kembali oleh publik, itu yang menyebabkan elektabilitas meningkat," lanjut dia.
Survei Litbang Kompas terkait elektabilitas kandidat capres 2024 periode September-Oktober. Foto: Harian Kompas
Dengan modal elektabilitas yang tinggi, Firman menyebut Emil berpeluang untuk dicalonkan oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Menurut dia, peluang itu masih terbuka mengingat gelaran pilpres yang masih lama.
"Kalau bicara peluang masih sangat terbuka artinya kan survei itu memotret hari ini dan ini masih dinamis, karena pilpres masih Februari 2024," tandas dia.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan secara demografi, Ganjar unggul di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, suara Ganjar juga menguat mengimbangi Prabowo di Maluku-Papua, khususnya di Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Prabowo unggul di Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Di Jawa, Prabowo unggul di Banten. Sedangkan dukungan terhadap Prabowo di Jawa Barat mulai disalip Ridwan Kamil.