Sam Altman Sebut Warga Muslim Takut Karier Hancur jika Bicara Perang Gaza

5 Januari 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: Jason Redmond / AFP
zoom-in-whitePerbesar
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: Jason Redmond / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
CEO OpenAI, Sam Altman, merasa warga Muslim dan Arab di industri teknologi takut untuk membicarakan pengalamannya. Altman yakin ketakutan itu terkait dengan perang di Gaza.
ADVERTISEMENT
"Rekan Muslim dan Arab (khususnya Palestina) di komunitas tech yang berbicara dengan saya merasa tidak nyaman terkait pengalamannya, mereka takut akan pembalasan dan menghancurkan prospek kariernya," kata Altman lewat X pada Kamis (4/1) seperti dikutip dari Reuters.
Altman mendesak agar industri teknologi memperlakukan warga Muslim dan Arab dengan penuh empati.
Nenek dari bayi Palestina Idres Al-Dbari, yang lahir pada masa perang dan terbunuh dalam serangan Israel memeluk jenazahnya di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, Jalur Gaza, Selasa (12/12/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Terkait pengalaman yang diterimanya sebagai seorang Yahudi, Altman mengakui bahwa ada perilaku berbeda yang diterimanya.
"Saya Yahudi. Saya percaya antisemit tumbuh dan signifikan di dunia," ucap Altman.
"Saya melihat banyak orang di industri ini mendukung saya, saya menghargai itu, tapi saya tidak melihat itu terjadi pada warga Muslim," sambung dia.
Beberapa lembaga advokasi menyatakan, sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober gerakan antisemit dan islamofobia meroket di AS.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Dewan Hubungan Amerika-Israel, sejak perang pecah, insiden yang didorong oleh aksi islamofobia dan perilaku bias terhadap Palestina dan Arab meroket sampai 172 persen, dibanding periode serupa tahun lalu.
Sementara laporan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik mengungkap, sejak 7 Oktober aksi antisemit di AS meroket sampai 337 persen.