Sambangi Kantor DPP PPP, IPNU Dapat Pesan dari Mardiono

15 Maret 2023 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono saat menemui Ketua Umum PP IPNU M Aqil Uruzzaman di Kantor DPP PPP Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono saat menemui Ketua Umum PP IPNU M Aqil Uruzzaman di Kantor DPP PPP Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono meminta Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk dapat berperan aktif dalam menangkap perkembangan dinamika yang ada, agar menjadi organisasi yang kuat dan produktif. Hal tersebut disampaikannya saat IPNU menyambangi Kantor DPP PPP di Menteng, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
“Saya memberikan saran dan pandangan agar IPNU berperan aktif dalam menangkap setiap perkembangan dinamika di negara ini. Agar anak muda tidak terlambat melanjutkan estafet dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Muhamad Mardiono, di lokasi, Selasa (14/3/2023).
Muhamad Mardiono juga menyarankan para anggota IPNU untuk mengenal politik tanpa meninggalkan kewajiban belajarnya. Hal itu perlu dilakukan agar tidak terlambat menerima estafet kepemimpinan nasional.
“Karena Indonesia ini negara demokrasi di mana harus dibangun dengan politik, maka harus mengenali perpolitikan agar tidak tertinggal,” ucapnya.
Jajaran anggota IPNU saat berkunjung ke Kantor DPP PPP. Foto: Dok. Istimewa
Sementara, Ketua Umum PP IPNU M Aqil Uruzzaman mengaku akan menyerap nasihat dari para senior, salah satunya pimpinan partai berlambang Kabah ini.
“Kami bersilaturahmi kepada PPP dalam rangka mencari teladan, bahwa milenial generasi muda minim dan krisis keteladanan. Banyak yang kita serap dari senior, ruh perjuangannya, dan nasihat-nasihat yang menjadi pijakan kami dalam berjuang di organisasi ini,” kata Aqil.
ADVERTISEMENT
Aqil menambahkan, saat ini IPNU sendiri telah memandang politik sebagai sebuah cara untuk membangun Indonesia.
“Milenial memandang politik jangan hanya pertarungan periodik setiap lima tahun sekali, tapi politik adalah sebuah cara membangun Indonesia. Yang tentunya perubahan besar dimulai dari politik itu sendiri,” pungkasnya.