Sambut HUT ke-73 RI, KBRI Canberra Gelar Pentas Wayang Kulit

30 Juli 2018 6:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam rangka menyambut HUT ke-73 Kemerdekaan RI, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Australia, secara khusus menggelar pentas wayang kulit dalam bahasa Inggris dengan lakon 'Babat Wana Martha.
ADVERTISEMENT
Pentas wayang kulit ini digelar selama dua hari, sejak 29 - 30 Juli 2018 di National Gallery of Australia (NGA). Selain itu, workshop wayang kulit juga akan digelar pada 31 Juli 2018.
Pentas wayang kulit secara maraton ini mendapat sambutan yang sangat meriah dari publik Australia. Terbukti, tiket yang disediakan oleh NGA, sudah habis dipesan masyarakat Canberra dan sekitarnya sejak dua minggu sebelum acara. 
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
Tak heran jika James O. Fairfax Theatre di NGA yang berkapasitas hampir 300 kursi, dipenuhi penonton yang hadir, mulai dari pejabat Pemerintah Australia, para duta besar dan diplomat negara asing, pemerhati budaya hingga anak-anak sekolah. 
Sebagian penonton rela naik mobil hingga ratusan kilometer, seperti mereka yang berasal dari Kota Sydney dan Wagga-Wagga yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Canberra. Bahkan ada yang secara khusus terbang dari Kota Melbourne.
ADVERTISEMENT
Menurut Duta Besar RI untuk Australia, Y. Kristiarto S. Legowo, pentas wayang kulit yang digelar KBRI Canberra ini bertujuan untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia yang sudah tersohor kepada masyarakat Australia.
"Kesenian wayang kulit yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, perlu kita jaga dan lestarikan bersama. Maka, saya sangat bangga melihat tingginya antusiasme masyarakat Australia menyaksikan wayang kulit," jelas Kristiarto dikutip dari rilis KBRI Canberra, Senin (30/7).
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan wayang kulit yang diselenggarakan di Canbera, Australia. (Foto: dok. KBRI Canberra)
Pentas wayang kulit ini dibawakan oleh dalang tersohor, Joko Susilo. Joko yang juga dosen tetap Otago University ini membawakan pentas wayang kulit secara apik dan banyak diselingi dialog jenaka, serta ungkapan gaul khas Australia, sehingga mudah dimengerti oleh penonton dari segala usia.
Usai pertunjukan, banyak penonton yang menyerbu panggung untuk melihat dari dekat tokoh-tokoh pewayangan dan juga alat musik gamelan. Sebagian dari mereka bahkan mencoba untuk memainkannya.
ADVERTISEMENT
"Alat musik gamelan yang mengiringi wayang sangat luar biasa dan unik karena memiliki banyak nada. Kami benar-benar senang melihat wayang kulit," ujar Pat, salah seorang penonton.
Para pemain Gamelan KBRI Canberra 'Ngesti Budhoyo" merupakan didikan Ki Sugito Hardjodikoro, staf lokal senior KBRI Canberra. Uniknya sebagian besar pemain berasal dari masyarakat Australia berbagai kalangan. Mereka bermain sangat apik saat pementasan.
Sementara itu, menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Imran Hanafi, pada hari kedua, akan digelar pertunjukan khusus untuk murid sekolah TK hingga SMA di Canberra, khususnya yang tengah belajar di kelas bahasa Indonesia. 
"Pentas yang dikhususkan bagi pelajar ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat Australia sejak dini terhadap Indonesia. Kita ingin menjadikan pendidikan dan kebudayaan menjadi instrumen yang penting dan unik dalam memperkuat hubungan kedua negara," jelasnya.
ADVERTISEMENT
NGA merupakan salah satu galeri paling terkenal di Australia dan teaternya merupakan salah satu yang paling bergengsi di Australia. Tidak semua karya seni - budaya dari sebuah negara dapat tampil di NGA.
Salah Satu Koleksi Wayang di Museum Wayang
 (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Salah Satu Koleksi Wayang di Museum Wayang (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
Pementasan wayang kulit merupakan bentuk pengakuan pihak Australia terhadap kualitas artistik seni budaya Indonesia yang juga telah masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO ini. 
Menurut Deputi Direktur NGA, Kirsten Pasley, pihaknya memberikan apresiasi terhadap KBRI Canberra yang selama ini telah menjalin kerja sama yang sangat baik dengan NGA.
Bahkan NGA juga akan menggelar Pameran Seni Kontemporer Indonesia berskala besar pada 2019 selama 4 (empat) bulan. Pementasan Wayang Kulit Indonesia ini diselenggarakan berkat kerjasama antara KBRI Canberra, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan NGA.
ADVERTISEMENT