Sambut New Normal, Dispar DIY Siapkan 250 Tempat Cuci Tangan untuk 50 Destinasi

19 Mei 2020 16:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Candi Prambanan Foto: Dok. PT TWC
zoom-in-whitePerbesar
Candi Prambanan Foto: Dok. PT TWC
ADVERTISEMENT
Sejumlah provinsi di Indonesia dipersiapkan untuk membuka destinasi wisata secara bertahap pada bulan Oktober mendatang. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencanangkan konsep CHS (Cleanliness, Health, Safety) sebagai tagline pariwisata usai pandemi COVID-19 mereda.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY juga melakukan sejumlah persiapan. Salah satu yang dilakukan adalah menyiapkan tempat cuci tangan di seluruh destinasi wisata.
“Kami melakukan bantuan destinasi untuk penyiapan sarana kebersihan dan sarana cuci tangan di destinasi. Saat ini kita bangun 250 tempat cuci tangan yang ada di 50 destinasi saat ini sedang berlangsung. Masing-masing destinasi ada yang lima karena tidak mungkin satu destinasi cuma dikasih satu,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo saat dihubungi, Selasa (19/5).
Singgih menjelaskan respons para pengelola pariwisata sejauh ini bagus. Banyak pengelola wisata yang juga menyediakan tempat cuci tangan secara mandiri sehingga jumlah fasilitas cuci tangan menjadi lebih banyak.
ADVERTISEMENT
“Umpamanya di Mangunan kita beri lima tempat cuci tangan yang bangun 16. Misal dasar dari community tourism itu membanggakan,” kata Singgih.
Singgih menjelaskan bahwa WHO menyampaikan bahwa selain soal fasilitas kebersihan pihaknya juga memperkaya informasi destinasi. Salah satu yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dengan memberi pelatihan online.
“Kami kerjasama dengan Bank Indonesia. Barusan saya membuka pelatihan online. Ada tiga topik salah satunya higienitas destinasi jadi isu pentingnya tentang kebersihan dan higienitas. Kita sedang menyiapkan SOP protokol kesehatan kemudian kebersihan dan keamanan yang ada di destinasi maupun pariwisata,” katanya.
Namun, Singgih belum bisa memastikan apakah destinasi wisata di bawah Pemda DIY akan beroperasi Oktober. Singgih mengatakan masih ada kemungkinan maju maupun mundur.
ADVERTISEMENT
“Jadi sekarang kami sedang mempersiapkan itu semua baik fisik maupun non fisik ada SDM, protokol, dan sebagainya. Dan kesiapan destinasi disiapkan jangan sampai memicu peningkatan penyebaran corona kalau semuanya belum siap. Kita siapkan dulu,” tegasnya.
“Dari kementerian ini fokus ketiga provinsi Bali, Jogja, dan Kepri. Informasi beberapa waktu lalu di bulan Oktober itu. Tapi tidak menutup kemungkinan ada perubahan itu bisa maju busa mundur,” katanya.
Sementara untuk destinasi di bawah Kementerian BUMN seperti PT Taman Wisata Candi (TWC) yang meliputi candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko akan mulai beroperasi kembali 8 Juni.
“TWC di bawah BUMN akan membuka 8 Juni. TWC yang di bawah Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko. Sudah saya konfirmasi rencananya 8 Juni. Sekarang mereka menyiapkan protokol tersebut,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berencana membuka pariwisata di Bali, Yogyakarta dan Riau pada bulan Oktober. Kemenparekraf mencanangkan konsep CHS (Cleanliness, Health, Safety) sebagai tagline pariwisata usai pandemi COVID-19 mereda.
"Saat ini kita memasuki dunia yang new normal, segala kebiasaan baru yang dulunya tidak dianggap normal, saat ini menjadi normal. Untuk itu implementasi CHS sangat tepat dilakukan sekarang,” kata Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam keterangan persnya, Jumat (15/5).
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.