Sampah Plastik di Bantargebang Jadi Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batu Bara

1 Oktober 2020 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja di TPST Bantar Gebang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja di TPST Bantar Gebang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mulai mengolah sampah plastik di TPST Bantargebang menjadi sumber energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Sampah ini diproses menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai pengganti batu bara di industri semen.
Dalam mengolah sampah plastik jadi bahan bahan material ini, DLH menggandeng pihak swasta yaitu PT Unilever Indonesia dan produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).
Sejumlah pekerja mencari barang untuk didaur ulang di tempat pembuangan terbesar di Jakarta, Bantar Gebang, Bekasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo
"Dalam menangani permasalahan sampah, kolaborasi dan pembagian peran menjadi sangat penting. Pihak produsen memiliki peran yang besar untuk ikut mengatasi persoalan sampah plastik bersama pemerintah dan masyarakat," ujar Kepala DLH DKI Andono Warih dalam keterangannya, Kamis (1/10).
Adapun pihak swasta dalam pengolahan sampah ini memiliki porsi penambangan sampah atau landfill mining pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang. Melalui kegiatan landfill mining, sampah plastik diproses menjadi bahan bakar alternatif atau RDF.
ADVERTISEMENT
Pekerja di TPST Bantar Gebang Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pengolahan sampah menjadi RDF di TPST Bantargebang telah dimulai sejak tahun lalu. Sumber sampah yang digunakan berasal dari Zona IV yang berusia lebih dari 10 tahun.
Asep menjelaskan, proses mengubah sampah menjadi bahan bakar dengan penggalian dan pengayakan pada fasilitas TPST Bantargebang. Kemudian dikirim ke PT SBI untuk dicacah (crushing) dan dikeringkan (drying) guna menghasilkan RDF yang berkualitas.
Project ini diperkirakan akan menghasilkan RDF sekitar 1.000 ton/bulan. Di mana 80-90%nya terdiri dari sampah plastik,” jelas Asep.
Sementara itu Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia, Rizki Raksanugraha mengatakan, pihaknya berkomitmen setidaknya pada 2025 akan mengurangi setengah dari penggunaan virgin plastic. Caranya dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik sebanyak 100.000 ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang. Pihaknya juga terus membantu mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik daripada yang dijualnya.
ADVERTISEMENT
“Di tengah fakta bahwa jumlah timbulan sampah plastik nasional pada 2020 telah mencapai sekitar 10 juta ton per tahun, kami ingin mendukung terciptanya tempat pengelolaan sampah berteknologi ramah lingkungan agar timbulan sampah dapat diproses dengan baik dan akhirnya memiliki daya guna yang berkelanjutan,” kata Rizki.