Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Sandi Belajar Tata Kota dari Ahli Era Ali Sadikin
27 Maret 2017 20:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno sempat mendatangi ahli tata kota Darundono di kediamannya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (25/3) lalu. Dalam kunjungannya dengan ahli tata kota yang mendunia pada era Ali Sadikin tersebut, Sandi mengaku mendapatkan tiga wejangan dari Darrundono.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga masalah utama yang Pak Darrundono sampaikan. Beliau adalah birokrat yang sangat berpengalaman dari zaman Bang Ali. Kami diantar juga oleh Pak Boy Sadikin," ujar Sandi bercerita di Menara Karya, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (27/3).
Menurut Darundono, ujar Sandi, pembangunan Jakarta ke depan harus fokus ke rakyat terutama rakyat miskin. Perencanaan penataan permukiman tidak bisa menjadi satu-satunya solusi tetapi harus ada pendekatan lain.
"Dan pendekatannya harus didiskusikan dengan warga setempat. Kenapa proyek MH Thamrin, yang beliau (Darrundono) ketuai waktu itu, sangat sukses? Karena ada aspek dialog dengan warga setempat," tambahnya.
Sandi juga mengungkapkan bahwa menurut Darrundono, proyek penataan tersebut harus berkelanjutan. Namun tidak mencabut masyarakat dari akar sosial dan ekonominya.
ADVERTISEMENT
"Tetapi sebisa mungkin solusi tersebut menghadirkan keberlangsungan dan keberlanjutan yang kami sebut sebagai sustainability dari masyarakat setempat. Dia bersedia diberi tambahan masukan untuk debat. Seandainya Tuhan memberikan amanah ini kepada kami, di sisa-sisa usianya, beliau umurnya sudah 83, sumbang pemikiran," ujar Sandi.
Perumahan kumuh dan miskin yang masih banyak ditemukan di Jakarts sebenarnya bisa ditata, ujar Sandi. Sandi percaya, Darundono yang pernah menggagas solusi kampung deret bisa memberikan masukan-masukan untuk menata Jakarta.
"Dia bilang, enggak semuanya bisa diselesaikan dengan kampung deret. Ada masing-masing solusi untuk masing-masing kondisi yang ada di lapangan," tambah Sandi.
Menurut Sandi, Jakarta akan terus kedatangan pendatang dari luar. Untuk menghadapinya, solusinya harus mengombinasikan antara hunian vertikal dengan memaksimalkan ruang yang ada.
ADVERTISEMENT
"Pendekatannya harus berbasis komunitas dan berbasis daerah. Enggak bisa semuanya diberikan yang disebutkan one size fits all. Satu solusi untuk semua permasalahan. Misalnya di bantaran kali, semuanya seperti itu. Itu yang diingatkan oleh beliau," tutur politikus Gerindra itu.
"Hati-hati dalam mengambil keputusan, karena keputusan akan berdampak beberapa puluh tahun ke depan. Pakai pendekatan yang merangkul, kolaborasi dengan warga setempat," imbuhnya.