Sandi ke Jokowi: Keluhan Ibu Mia dan Ibu Nurjanah Fakta

13 April 2019 22:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 02, Prabowo-Sandi saat mengikuti Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 02, Prabowo-Sandi saat mengikuti Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, menanggapi pernyataan Jokowi yang memintanya tidak mudah mengutip nama-nama Ibu saat berbicara soal ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sandi pun meminta maaf apabila Jokowi tidak berkenan ia menyebut nama Ibu-ibu yang ditemui saat berkampanye di lebih 1.500 titik. Seperti Ibu Mia di Tegal, Jawa Tengah, yang mengeluhkan soal harga listrik dan Ibu Nurjanah dari Langkat, Sumut, yang mengeluhkan warungnya yang sepi.
Menurut Sandi, keluhan 2 ibu itu merupakan fakta yang ada. Kedua ibu tersebut, kata Sandi, mengeluhkan harga bahan pokok yang mahal.
"Saya minta maaf ke Pak Presiden Jokowi karena nama-nama seperti Ibu Mia dan Ibu Nurjanah adalah yang saya temui bahwa ibu-ibu kita mengeluh bahwa harga-harga bahan pokok mahal dan ini merupakan fakta," kata Sandi dalam Debat Kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
ADVERTISEMENT
Sandi menambahkan, angka-angka pemerintah soal ekonomi mungkin baik-baik saja. Akan tetapi berdasarkan kampanyenya di daerah, angka-angka tersebut tidak sesuai kenyataan.
"Mungkin di atas kertas di atas meja yang kita terima angka-angkanya baik-baik saja. Masyarakat ingin perubahan ekonomi, seandainya ekonomi digarap dengan baik tidak mungkin masyarakat mengeluh," ucapnya.
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Jokowi-Ma'ruf menyampaikan visi dan misi di Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebelumnya saat debat sesi keempat, Jokowi menanggapi pernyataan Sandi yang menyebut nama ibu-ibu. Menurut Jokowi, dalam memandang masalah ekonomi, tidak bisa melihat dengan cara mikro.
"Sekali lagi ini ekonomi makro, bukan ekonomi mikro yang sekali bangun langsung jadi. Jadi enggak bisa juga seperti bapak sampaikan, ibu ini, ibu itu. Ini mengelola ekonomi makro, agregat produksi itu bukan hanya orang per orang dijadikan patokan, tidak bisa," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Jokowi melanjutkan, harus dipahami bahwa dalam mengelola negara, dibutuhkan pendekatan yang berbeda. Artinya, data-data harus berdasarkan survei di lapangan, tidak hanya berdasarkan keluhan saja.
"Ini ekonomi negara, jadi sangat berbeda. Kita harus ngerti. Dari sisi supply, dari sisi demand secara garis besar seperti apa harus pakai angka-angka yang didasarkan data-data survei," kata Jokowi.