Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sandi Kritik Penertiban Tanah Abang di Era Ahok
7 November 2017 21:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno kembali berbicara tentang penataan pedagang di Pasar Tanah Abang. Meski sudah beberapa kali ditertibkan di masa gubernur terdahulu, namun pedagang dan masyarakat yang sehari-hari mengais rezeki di Tanah Abang, kembali melanggar aturan dengan berjualan di trotoar dan melanggar peraturan lalu-lintas.
ADVERTISEMENT
"Nah, ini yang harus dipikirkan. Karena penertiban yang sebelumnya itu terbukti enggak memiliki keberlanjutan, enggak ada sustain (penopang) nya," ujar Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (7/11).
Sandi menilai penertiban Tanah Abang menjadi tugas rumah tersendiri bagi Anies dan Sandi. Dia menganggap masalah Tanah Abang harus dipikirkan dengan matang. Jangan sampai hari ini ditertibkan, sebulan kemudian Tanah Abang kembali semrawut.
"Ini yang jadi tantangan buat Pak Anies dan saya bahwa kebijakan kita jangka menengah dan jangka pendek itu adalah sebuah bagian dari pada kebijakan yang punya kontinuitas (supaya) nanti di ujungnya itu tidak terulang kembali," jelas Sandi.
Sebagai contoh, Blok G Tanah Abang pernah ditertibkan di masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kawasan tersebut sempat tertib selama beberapa waktu, namun kembali semrawut karena sejumlah faktor, salah satunya ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Yang pernah ditertibkan di Blok G dan di masa Pak Basuki mereka pernah ditertibkan juga. Mereka semua mendukung, tapi ternyata dengan keadaan ekonomi begini, keadaan yang tekanan dari kebutuhan hidup sehari-hari yang dirasa berat yang akhirnya mereka turun (ke jalan)," kata dia.
Menurut Sandi, sebelum menertibkan pedagang Tanah Abang, sebaiknya pikirkan dulu nasib dan kebutuhan mereka.
"Memang penertiban yang dilakukan nanti harus dipikirkan bagaimana sambung nafkah mereka," sambung Sandi.
Tak hanya itu, selain menertibkan pedagang, Pemprov DKI juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan warga sekitar. Agar penertiban berjalan lancar serta berkesinambungan.
"Preman ada di Tanah Abang, mereka harus diajak bicara juga, karena mereka adalah bagian dari ekosistem yang harus ditertibkan. Jadi supaya enggak berulang, semua harus didengar," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Dan itu kan sistemnya terbuka, jadi enggak ada yang dikecualikan. Kalau mereka diajak bicara harus ada masukan juga. Siapa sih yang mau jadi preman? kan enggak ada orang yang mau jadi preman, jadinya melanggar hukum dan lain-lain," tutup Sandi.