Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Film dokumenter berjudul "Sexy Killers" karya WatchDoc sempat menyulut perhatian publik menjelang Pemilu 2019. Pasalnya, kedua paslon yang sedang bertarung ikut ambil bagian dalam cerita kisruh tambang batu bara dan PLTU itu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Sandi mengaku belum menyaksikan film tersebut. Namun, ia menilai, konten dalam film dan waktu peluncurannya yang hanya sepekan menjelang Pemilu 2019 itu harus diverifikasi.
"Tentunya, apa yang diangkat di sana merupakan hal yang harus diverifikasi. Saya sendiri belum melihat, dan menurut saya ini hal yang harus digaris bawahi, bahwa informasi itu harus selalu diverifikasi dan validasi," ujar Sandi saat berkunjung ke Aceh, Jumat (3/5).
Menanggapi soal namanya yang masuk dalam film, Sandi menegaskan bahwa dirinya sudah tidak lagi bergabung di dunia bisnis. Bahkan, ia mengaku sudah meninggalkan bisnis sejak lama.
"Saya sudah tidak bergabung di bisnis selama lima tahun," tegasnya.
Dalam film tersebut, Sandi disebut-sebut menjual saham perusahaan tambang miliknya kepada perusahaan batu bara milik Luhut Binsar Panjaitan. Terkait hal itu, Sandi enggan memberikan jawaban.
ADVERTISEMENT
"Soal saham dijual, mohon ditanyakan kepada yang mengurus karena saya sudah tidak ikut dalam berbisnis. Saya di Gerindra dari 2015, dan sejak 2017 saya bertugas di Balai Kota. Jadi silakan diverifikasi sebelumnya," pungkasnya.