Sandi Tak Masalah soal Patung Jokowi: Kalau Tarik Pariwisata, Why Not?

8 Oktober 2018 18:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno cawapres Prabowo Subianto di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno cawapres Prabowo Subianto di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno merasa tidak ada yang salah dari rencana Kementerian Pariwisata membangun patung/karakter/replika Presiden Joko Widodo di Desa Tulakadi, Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, Sandi mengatakan, untuk pembangunan sebuah patung maupun situs lainnya, biasanya dilakukan survei dan diskusi terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh daerah setempat.
Ia mencontohkan dengan pengusulan nama jalan atau pembuatan patung di DKI Jakarta. Jika proses-proses tersebut sudah dilalui, maka tidak ada yang salah dengan pembuatan Patung Jokowi di Belu, NTT.
"Kalau misalnya sudah melewati fase itu dan dirasakan bisa menarik pariwisata masyarakat, why not?," ujar Sandi di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/10).
Replika Jokowi di Bandara Internasional Ahmad Yani  (Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Replika Jokowi di Bandara Internasional Ahmad Yani (Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
Sandi juga menuturkan, potensi pariwisata di sejumlah kawasan Indonesia memang perlu ditingkatkan. Pembangunan patung atau monumen, jika dapat meningkatkan potensi pariwisata maka dipandangnya sebagai langkah yang baik.
"Pada intinya, untuk meningkatkan pariwisata perlu situs-situs dan itu perlu dilihat apakah patung Pak Jokowi itu akan menarik pariwisata. Kalau menarik pariwisata, bagus," kata Sandi.
ADVERTISEMENT
Rencana pembangunan patung Jokowi di NTT adalah keinginan Kepala Desa hingga Bupati setempat. Kepala Biro Humas Kemenpar Guntur Sakti menyebut patung dimaksud sebetulnya lebih kepada spot foto, bukan patung konstruksi.
Dia mencontohkan mirip dengan patung ‘Jokowi naik sepeda’ yang banyak ditemui di beberapa bandara di Indonesia, seperti Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Namun secaara garis besar, Guntur menjelaskan konsep patung Jokowi ini tidak seperti patung konstruksi. Konsepnya adalah patung spot foto bagi para pengunjung yang datang. “Nanti itu hanya spot selfie, destinasi digital,” ujarnya kepada kumparan, Sabtu (6/10).