Sandiaga Masih Pelajari Laporan Edward Soeryadjaya

13 Maret 2017 21:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cawagub DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Istri (Foto: ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Cawagub DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Istri (Foto: ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)
Cawagub Sandiaga Uno mengaku masih mempelajari laporan atas kasus dugaan penggelapan yang ditujukan kepadanya. Ia mengaku akan berkonsultasi dengan tim hukumnya untuk mengkaji kasus tersebut sebelum memberikan tanggapan secara hukum.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak ingat, asli saya enggak ingat. Saya mesti cek dulu. Saya baru lihat laporan ini, saya enggak mengerti kasus ini dan akan konsultasi dengan tim advokasi dan tim hukum. Kita sendiri saja belum mendapatkan informasi apa pun berkaitan dengan pelaporan itu," ujar Sandi di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Senin (13/3).
"Jadi izin untuk mengkonsultasi dengan tim hukum, pada teman-teman dari media apa esensi kasusnya dan apa kaitannya dengan saya,"' lanjut Sandi.
Ia berjanji akan menghargai proses hukum dan mengikuti seluruh proses hukum. "Tapi kita harus hargai proses hukum untuk pelaporan ini," ujarnya.
Namun, dari nama-nama yang melaporkan, Sandi paham bahwa yang melaporkannya adalah mantan isteri Edward Soeryadjaya, yaitu Fransisca Susilo. Sandi menyebut Fransisca sebagai mentor dan gurunya.
ADVERTISEMENT
"Tapi dari nama-nama yang tadi ditunjukkan, saya mengerti ini adalah mantan istrinya Pak Edward Soeryadjaya yang merupakan guru dan mentor saya, Francisca Susilo itu," ujarnya. Namun, ia tidak dapat memastikan apakah Fransisca masih menjadi isteri Edward hingga kini.
Sekadar diketahui, Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings, Edward S Soeryadjaya, melaporkan Sandiaga bersama dengan rekannya, Andreas Tjahyadi, ke Polda Metro Jaya. Pelaporan disampaikan oleh Fransiska Kumalawati Susilo, selaku kuasa hukum Edward, pada Rabu (8/3).
Fransiska mengklaim pada 2012, terjadi penjualan tanah milik Edward yang dilakukan oleh Sandiaga dan Andreas. Menurut Fransiska, tidak ada transparansi dalam transaksi tersebut. Pihaknya telah mencoba cara kekeluargaan dengan menghubungi Andreas dan Sandiaga hingga 2016 tapi tetap tidak ada respons.
ADVERTISEMENT