Sandiaga soal Dampak Game Online Mengandung Kekerasan: Indonesia Emas Jadi Lemas

29 Mei 2024 21:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak memakai gadget untuk bermain game. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memakai gadget untuk bermain game. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno yang juga Ketua Tim Pelaksana Harian Percepatan Industri Game Nasional terus menyoroti dampak game online yang mengandung kekerasan.
ADVERTISEMENT
Usai melakukan pertemuan dengan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) membahas rekomendasi pemblokiran game online yang mengandung kekerasan seperti Free Fire, Sandiaga menyebutkan dampak game online ini menimbulkan perilaku kekerasan dan kecanduan bagi anak.
“Kami dapat masukan kritikan dan input dari LPAI berkaitan dengan situasi industri game online dan dampaknya. Yang tadi disebutkan ada sebuah kekhawatiran,” kata Sandiaga dikutip dari keterangannya, Rabu (29/5).
Sandiaga merasa jika hal ini tidak diatasi maka harapan menuju Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai. Hal tersebut menurutnya, bisa terjadi karena generasi muda terpapar dampak negatif game online.
“Maka Indonesia Emas Tahun 2045 bisa berubah menjadi Indonesia lemas atau Indonesia cemas. Karena anak mudanya terpapar dan dicuci oleh dampak negatif yang muncul dari game yang mengakibatkan perilaku tingkat kekerasan terhadap anak di bawah umur,” tuturnya.
Menparekraf Sandiaga Uno menghadiri acara Kampanye 100% Murni, 100% Petualangan Indonesia oleh Aqua dan Wonderful Indonesia di Labuan Bajo, NTT, Rabu (29/5/2024). Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Sandiaga mengatakan dalam audiensi yang diadakan secara tertutup, Kak Seto selaku Ketua LPAI, menyebut game Free Fire menjadi salah satu game yang disorot dan menimbulkan dampak konsumtif.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan bahwa hal ini akan menjadi input atau rekomendasi bagi Kemenparekraf yang akan didiskusikan bersama Kementerian Perlindungan Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (PPPPA) untuk disampaikan kepada Kemenkominfo.
“Dan tindakan konsumtif yang merugikan disebut juga ada beberapa game yang langsung juga di-mention oleh Kak Seto seperti Free Fire. Ini menjadi masukan untuk kita yang akan kami diskusikan pada Bu Menteri (PPPA) Bintang, lalu rekomendasikan dan koordinasi dengan Kemenkominfo,” ucap Sandiaga.
Ia menilai pihaknya berupaya memajukan industri game dalam rangka penciptaan industri lapangan kerja. Namun pihaknya selalu mendorong dan memberikan kesempatan bagi para kreator game lokal dengan edukatif dan kearifan lokal.
“Kami dorong game lokal agar sesuai dengan budaya kita. Industri game nasional ini harus kita dorong tapi jangan sampai, kita membahayakan masa depan anak-anak sehingga nanti kalau ada rekomendasinya harus ada penyesuaian," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Lalu ada usulan pemblokiran, akan kami sampaikan ke Kemenkominfo yang merupakan pemilik wewenang terhadap industri games itu,” tuturnya.
Ilustrasi game online. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sandiaga mengeklaim respons Kemenkominfo sangat terbuka dan melihat dari sisi kacamata yang sama tentang dampak negatif game online. Sandiaga mendorong setiap industri game akan melakukan penyesuaian demi kepentingan bersama.
“Dari sisi waktunya, sampai batas usianya. Jam-jamnya, kemudian kalau ada fitur-fitur yang mengacu perilaku kekerasan, itu harus dilakukan perubahan dan penyesuaian,” kata dia.
Sandiaga juga menegaskan Indonesia sudah masuk dalam status level darurat game online. Sandiaga optimistis Kemenkominfo akan menyambut baik rekomendasi tersebut.
“Ini sudah masuk ke level darurat, kita harus bergerak cepat. Kalau dari kami, bisa melihat dari sisi sektor regulasinya,” kata dia.
ADVERTISEMENT