Sanksi pada Perwira TNI yang Todongkan Pistol di Tol Jagorawi Harus Transparan

20 September 2022 13:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Arie Sujito meminta negara melakukan pendisiplinisasi lembaga. Hal ini agar tak ada lagi aksi-aksi koboi oleh oknum lembaga maupun aparat, seperti yang baru ini terjadi, yakni seorang perwira TNI menodongkan pistol ke pengendara Avanza di Tol Jagowari.
ADVERTISEMENT
"Ya jangan pernah memikirkan pendisiplinan lembaga kalau (saat) ada kasus (saja). Kita bisa belajar dari kasus yang lain. Oh ini terjadi, jangan-jangan ini bisa terjadi di lembaga kami. Pencegahan itu," kata Arie ditemui di sela-sela peluncuran Kegiatan Komunitas Belajar dan Berdaya (Kibar) UGM di tepi Kali Code, Sinduadi, Kabupaten Sleman, Selasa (20/9/2022).
"Ya kita harus humanisasi disiplinisasi itu membentuk karakter, namanya pelayan masyarakat. Aparat harus melayani, bukan mereproduksi kegagahan," tegas Arie.
Di sisi lain, Arie mengatakan bahwa pemberian sanksi pada aksi koboi aparat juga harus transparan sehingga masyarakat mengetahui sanksi yang diberikan.
Ilustrasi penodongan. Foto: Shutter Stock
"Harus disampaikan secara transparan kepada masyarakat. Dan ingat ya, jangan hanya ada kasus. Mengangkatnya pencegahan itu jauh lebih penting. Kasus ini diselesaikan, pencegahan," bebernya.
ADVERTISEMENT
Institusi pelayan publik dan sebagainya tidak boleh bertindak semena-mena. Ketika terjadi kasus kesewenang-wenangan maka harus dijadikan pelajaran supaya tidak terulang.
"Oleh karena itu masing-masing kita harus melakukan pencegahan, poinnya itu. Kalau tidak, ini sama saja teror. Bahaya itu," katanya.
Prajurit Kemhan Todongkan Pistol
Juru Bicara Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, angkat bicara terkait tindakan melanggar hukum yang dilakukan salah seorang prajurit TNI yang juga merupakan anggota pasukan pengamanan di Kementerian Pertahanan.
Prajurit TNI yang diduga berinisial Kapten CPM RS itu menodongkan senjata api (senpi) ke pengendara Avanza di Jalan Tol Jagorawi arah Bogor ke Jakarta.
Mewakili Kemhan, Dahnil menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh salah seorang personel Kemhan.
ADVERTISEMENT
”Kementerian Pertahanan tentu memohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa tidak nyaman dan merasa tindakan personel Kementerian Pertahanan itu tidak patut dan tidak layak. Oleh sebab itu dengan terbuka kami memohon maaf kepada seluruh masyarakat,” ujar Dahnil dalam keterangan videonya yang diterima kumparan, Senin (19/5).

Video Viral

Sebelumnya, beredar video di media sosial memperlihatkan pengemudi mobil Fortuner berpelat dinas berwarna merah dan Avanza terlibat perselisihan di Jalan Tol Jagorawi arah Bogor ke Jakarta.
Dalam video tersebut, tampak mobil Fortuner ingin menyalip Avanza dari sebelah kanan. Namun, mobil Avanza tak memberi jalan sehingga membuat mobil Fortuner tak dapat menyalip dan terhalang pembatas jalan di sebelah kanan.
Mobil Fortuner tersebut kemudian berpindah jalur ke arah kiri. Bukannya langsung mendahului, pengemudi Fortuner itu mendekati mobil Avanza sambil mengeluarkan senjata api mirip pistol. Pengemudi Fortuner itu lalu mengarahkan pistol tersebut ke arah pengemudi mobil Avanza.
ADVERTISEMENT
Tampak setelah beberapa saat menodongkan pistol, akhirnya mobil Avanza melambatkan lajunya hingga akhirnya mobil Fortuner menyalip dan meninggalkan lokasi.