Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Santri di Garut Diduga Dikeroyok Sesama Teman, Orang Tua Lapor Polisi
12 September 2022 22:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ibu korban yang bernama Neneng Muryana mengatakan pengeroyokan itu terjadi pada Jumat, 29 Juli 2022 lalu. Dia sudah melaporkan kasus ini ke polisi.
"Anak saya di asrama. Dia lagi tidur jam 11 malam (29 Juli 2022), ditarik sama temannya, dibawa ke satu ruangan, dilingkari, dia sendiri. Jadi 16 orang itu dia mulai mukul, mulai nendang," kata Neneng saat menceritakan kronologis peristiwa kepada kumparan, Senin (12/9) malam.
Korban dan para terduga pelaku sama-sama duduk di bangku kelas 11 setingkat SMA di pesantren itu. Saat kejadian, korban dikeroyok hingga lebih dari 4 jam.
"Dipukulin dari jam 11 terus terus sampai jam 3 subuh. Selama itu dipukul terus menerus, ada pakai sapu. Ada air kotor di ember, siramin terus dipegangin mulutnya dibuka harus minum air kotor itu juga. Didorongin sampai jatuh, sampai kepalanya benjol," ujarnya.
Neneng mengatakan, setelah kejadian pemukulan itu anaknya kemudian dibawa ke rumah sakit. Dokter menyebut terdapat luka-luka di bagian luar tubuh korban dan juga gendang telinga yang pecah.
ADVERTISEMENT
Neneng kemudian melapor ke pihak pesantren. Selama satu bulan Neneng dan suaminya bolak balik ke pesantren untuk menanyakan perkembangan kasus itu, yang disebut akan diproses, namun tidak ada penjelasan dari pesantren.
Korban yang trauma juga masih pergi ke pesantren selama sebulan terakhir sambil diantar sang ibu.
Akibat tidak ada respons dari pihak pesantren, Neneng melaporkan peristiwa ini ke Polres Garut pada Minggu, (11/9) kemarin. Ia datang ke SPKT Polres Garut dan melaporkan 16 santri yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan anaknya.