Santri Disiksa Senior sampai Tak Bisa BAB: Kasus Damai, Keluarga Pelaku Bayar

5 Desember 2023 15:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
APD, santri di Jambi yang disiksa senior. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
APD, santri di Jambi yang disiksa senior. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
Kasus penganiayaan santri laki-laki berinisial APD (12 tahun) di Pondok Pesantren Tri Sukses Jambi berakhir damai setelah mediasi. Rikarno Widi Setiawan, ayah kadung APD, telah mencabut laporan di Polda Jambi, Senin (4/12).
ADVERTISEMENT
APD dibekap mulutnya, kaki dan tangannya dipegangi. Kemudian kemaluannya ditendang. Dia mengalami lebam di bagian kedua paha, bengkak pada bagian kemaluan, dan cedera di bagian perut.
Korban pun sempat tidak bisa buang air besar (BAB) selama tiga hari.
"Dengan orang tua pelaku, kami sudah mediasi secara kekeluargaan. Selanjutnya kami berterima kasih kepada semua yang sudah men-support dan membantu doanya," kata Widi.
Widi mengakui bahwa membuat laporan ke Polda Jambi karena sebelumnya tersulut emosi. Ia tidak tahan melihat anaknya terbaring kesakitan.
Widi saat lapor polisi. Dok: kumparan.
"Kita melakukan laporan karena dalam posisi lagi emosi. Dengan adanya anak kami terbaring di rumah sakit karena emosinya memuncak. Setelah mediasi adanya percakapan, akhirnya ya lebih baik berdamai," katanya.
Saat ini, ujar Widi, kondisi fisik APD sudah lebih baik. Begitu juga dengan kondisi psikis karena anak remaja itu sudah mau berbicara dan bermain dengan temannya.
ADVERTISEMENT

Keluarga Pelaku Bayar

Ia mengatakan sudah ada pertanggungjawaban dari keluarga dua pelaku yang menganiaya anaknya. Bila di kemudian hari terdapat efek fisik dan psikis berikutnya, akan ada pertanggungjawaban lagi.
"Tetapi tidak etis kalau kita bilang nominalnya. Jadi untuk pembiayaan, alhamdulillah dari beliau. Apa bila nanti ada efek fisik dan psikisnya di kemudahan hari, beliau akan bertanggung jawab. Makanya ada beberapa poin yang cukup intern saja yang ketahui," katanya.

Pihak Ponpes Terkejut

Akhayar, guru dan perwakilan Pondok Pesantren Tri Sukses Jambi, mengatakan pihaknya baru mengetahui kasus ini setelah adanya informasi dari pihak keluarga korban.
"Setelah tahu kejadian sangat terkejut. Ternyata di lingkungan kami masih ada tindakan seperti yang dilakukan oleh di antara siswa kami," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan pihak pondok pesantren akan melakukan pembenahan.
"Pihak pesantren tentunya terus akan melakukan pembenahan terkait pelayanan maupun sistem pendidikan. Insyaallah kami memberikan jaminan untuk siswa dan kami awasi sebaik mungkin," katanya.

Kata Polisi

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta mengatakan pihaknya tidak serta-merta menghentikan kasus ini setelah adanya pencabutan laporan. Semua pihak harus dihadirkan dalam restorative justice sebelum proses penandatanganan perdamaian.
"Wajib menghadirkan seluruh pihak, jadi bukan langsung kita hentikan. Jadi kami minta kumpulkan semua pihak kemudian mengadakan restorative justice, baru kita siapkan format perdamaian," katanya, Selasa (5/12).
Kepala UPTD PPA Kota Jambi, Rosa Rosilawati tidak bisa berbuat banyak setelah adanya pencabutan laporan itu. Padahal, pihaknya mendukung bila proses hukum tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kalau kami, tidak bisa memaksakan. Kami hanya mendampingi. Kemarin kami sudah berikan pengarahan kalau membuat efek jera ke pelaku, bagusnya lapor polisi," katanya.
Walau demikian, UPTD PPA Kota Jambi akan meneruskan pendampingan dan merujuk APD ke psikolog klinis.
"Anaknya sudah baikan. Cuma kami belum melihat kondisi psikolog klinis. Sekarang kan lagi ujian. Belum kami bisa rujuk ke psikolog klinis," katanya.

Perundungan Kerap Terjadi

Ternyata, kata Widi, anaknya kerap mengalami perundungan. Namun, selalu disembunyikan APD karena ditekan untuk berkata yang baik saja terkait pondok pesantren kepada orang tua.
"Sudah sering terjadi perundungan. Tapi pihak pondok selalu memberikan pesan kepada muridnya agar menceritakan pada orang tua yang bagus-bagus saja," ujarnya.
Tidak hanya luka fisik, APD juga mengalami trauma. Ia kini mendapatkan pendampingan dari dinas PPA.
ADVERTISEMENT
Widi mengatakan kemaluan anaknya 'digesek' secara paksa dengan menggunakan kaki. Bahkan, perut APD juga sempat diinjak pelaku.