Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Santri Ponpes Bantaeng Tewas dengan Posisi Tergantung, Diduga Korban Kekerasan
25 November 2024 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
RF (14 tahun), santri salah satu pondok pesantren di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang ditemukan tewas tergantung di kamar pondok, diduga meninggal tidak wajar. Dokter Forensik sebut, terdapat luka atau tanda kekerasan pada tubuh korban.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap saat mayat remaja ini diautopsi di Rumah S Sakit Polri Bhayangkara di Makassar, Minggu (24/11). Autopsi dilakukan karena keluarga curiga dengan kematian santri tersebut.
“Yang pasti ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan,” kata Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel, Denny Mathius kepada wartawan, Senin (25/11).
Ia menjelaskan, autopsi mayat ini dilakukan secara prosedur. Dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh hingga pada bagian vital dan alat kelamin pada tubuh korban.
“(Dugaan pelecehan seksual) itu kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami,” sambungnya.
Hasil autopsi ini akan diperiksa kembali di laboratorium. Kemudian, hasilnya akan diserahkan ke pihak Polres Bantaeng demi kepentingan penyelidikan.
"Fakta-fakta, beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti akan sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bantaeng, AKP Marzuki, mengatakan RF ditemukan tewas tergantung pada Sabtu malam (23/11). Dia tergantung dengan tali di kamar ponpes.
“Yang temukan pertama itu adalah teman atau santri lain,” katanya terpisah.
Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan luka pada leher akibat jeratan tali dan kuku memerah.
“Kasus ini masih penyelidikan. Kami masih fokus periksa saksi-saksi. Baik pembina atau pengasuh pondok dan juga santri lain yang ada di lokasi,” katanya.
Terkait adanya dugaan kekerasan fisik dan seksual, Marzuki mengaku belum dapat memastikan hal tersebut. Sebab, penyidik Polres Bantaeng masih menunggu hasil dari autopsi mayat.
“Kami masih menunggu hasil autopsi secara resmi dari RS Bhayangkara Makassar. Pada intinya, kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami mohon waktu dan memberikan kepercayaan kepada kami untuk faktakan kasus ini,” katanya.
ADVERTISEMENT