Santri yang Hanyut Terbawa Arus Sungai Ciranjang Ditemukan Tak Bernyawa

25 Desember 2021 3:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang santri Pondok Pesantren Alfalah, Kampung Hegarmanah, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, hanyut dan hilang terbawa arus Sungai Ciranjang, Selasa (21/12). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Seorang santri Pondok Pesantren Alfalah, Kampung Hegarmanah, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, hanyut dan hilang terbawa arus Sungai Ciranjang, Selasa (21/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim SAR gabungan bersama Satpolair Polres Cianjur, Jawa Barat, akhirnya menemukan Panji Grinaldi (12), seorang santri yang terbawa arus sungai Ciranjang, setelah tiga hari pencarian. Panji ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
ADVERTISEMENT
Kasatpolair Polres Cianjur, AKP Heri Zanuari Prihadi, mengatakan korban ditemukan Jumat (24/12) dini hari, oleh warga yang hendak menangkap ikan, di perairan Waduk Cirata, tepatnya di Desa Cikidangbayang, Kecamatan Mande.
"Kita dapat laporan dari warga bahwa korban telah ditemukan dalam keadaan meninggal sehingga kami bersama tim SAR gabungan langsung menuju ke lokasi penemuan yang berjarak 5 kilometer dari lokasi pertama disebutkan hilang," kata Zanuari dikutip dari Antara.
Jasad korban langsung dibawa ke RSUD Cianjur untuk divisum, lalu diserahkan pada keluarga untuk dimakamkan. Zanuari mengatakan, pencarian sempat mengalami kendala karena cuaca buruk selama dua hari terakhir. Hujan turun dengan lebat ditambah arus sungai yang sangat deras.
"Kita melakukan pencarian bersama Tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Damkar Cianjur, BPBD Cianjur, Pramuka dan warga sekitar beserta keluarga korban. Memasuki hari ketiga pencarian jasad korban akhirnya ditemukan dan pencarian dihentikan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Diketahui, korban merupakan santri di Pondok Pesantren Alfalah. Dia dilaporkan hanyut terbawa arus sungai Ciranjang saat berenang bersama sejumlah temannya yang juga merupakan santri di pesantren yang sama.