Sanusi Resmi Jadi Bupati Malang, Gantikan Rendra yang Terjerat Suap

17 September 2019 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sanusi usai dilantik sebagai Wakil Bupati Malang.   Foto:  Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sanusi usai dilantik sebagai Wakil Bupati Malang. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melantik Sanusi sebagai Bupati Malang. Sanusi yang sebelumnya menjabat sebagai wakil bupati naik jabatannya setelah Bupati Malang terdahulu, Rendra Kresna, tersandung kasus korupsi.
ADVERTISEMENT
Rendra terjerat kasus suap Rp 3,45 miliar terkait penyediaan sarana penunjang peningkatan mutu pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Pemkab Malang Tahun Anggaran 2011. Pengadilan menghukumnya dengan pidana penjara selama 6 tahun.
“Pada hari ini Selasa tanggal 17 September 2019 saya Gubenur Jatim atas nama presiden Republik Indonesia dengan resmi melantik saudara Sanusi sebagai Bupati Malang sisa masa jabatan tahun 2016 sampai tahun 2021,” ujar Khofifah dalam pelantikan, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (17/9).
Khofifah meminta Sanusi untuk fokus menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial di Malang. Pasalnya, Malang menjadi pemegang nomor satu angka kemiskinan secara kuantitatif di Jawa Timur.
“Penurunan kemiskinan sudah mulai signifikan, tapi kalau dihitung se-Jawa Timur tetap tertinggi, PR-nya ketimpangan. Jatim juga begitu, ketimpangan kita antara utara dan selatan. Kami, saya dan Pak Emil mengambil posisi pengembangan harus berbasis pada wilayah, kita mengambil ruang bagaimana selatan bisa tumbuh," terangnya.
Gubenur Jatim Khofifah Indar Prawansa (tengah) foto bersama Wakil Bupati Malang yang baru dilantik, Sanusi (kiri). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Menanggapi hal tersebut, Sanusi mengatakan tengah menggiatkan tanam padi di Kabupaten Malang bagian selatan. Nantinya, produksi padi diharapkan dapat memberi nilai ekonomi bagi masyarakat di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Makanya sektor selatan yang harus kita kembangkan. Sektor selatan yang banyak itu pertanian dan peternakan. Sehingga saya memprogramkan tanaman padi di 45 ribu hektar untuk menghasilkan tiap hektarnya pertahun,” jelas Sanusi.
“Jadi 30 ton padi pertahun. Sehingga ada 20 ton beras yang bisa dijual harga Rp10 ribu,” tambahnya.
Selain itu, Sanusi juga membuka keran investasi industri di Kabupaten Malang. Sanusi telah menerima investor dari Italia untuk industri pengolahan tetes (cairan ampas tebu), yang diolah menjadi ragi. Masuknya investor diharapkan menekan angka pengangguran.
“Sesuai dengan arahan gubenur itu yang akan kita tindaklanjuti untuk mendatangkan investor di Malang. Salah satu yang sudah bebaskan tanah dari Italia. Investasi hampir Rp 3 triliun dan tenaga kerja 6 ribu. Saya minta tenaga kerjanya 60 persen harus dari Kabupaten Malang. Sehingga untuk mengurangi pengangguran,” paparnya.
ADVERTISEMENT