Saran Pakar IPB Agar Terhindar dari Gigitan Ular Berbisa

19 November 2021 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kobra Jawa, Sanca Kembang, Ular Pucuk, Ular Genteng, Ular Weling. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kobra Jawa, Sanca Kembang, Ular Pucuk, Ular Genteng, Ular Weling. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa IPB University, ditemukan meninggal dunia, pada Rabu (17/11). Ia ditemukan tidak bernyawa di kebun percobaan, Cikabayan, Kampus IPB Dramaga.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa tersebut diduga meninggal akibat gigitan ular berbisa. Belum diketahui ular jenis apa yang menggigit mahasiswi itu.
Hal itu tengah menjadi sorotan. Musababnya, mahasiswa IPB tersebut meninggal di kebun percobaan, tempat yang dikembangkan sebagai kebun buah di lingkungan kampus.
Dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Mirza Dikari Kusrini mengatakan berbagai macam tempat yang memiliki kebun atau taman pasti akan ditemukan ular meskipun sulit untuk menemukannya bahkan hingga digigit.
Mahasiswa IPB University ditemukan meninggal dunia di Kebun Percobaan Cikabayan, Kampus IPB Dramaga diduga akibat digigit ular berbisa. Foto: Linna Susanti/ Antara
Ia pun menjelaskan terkait kasus mahasiswa IPB yang meninggal karena diduga digigit ular itu, menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih mengenali gigitan ular serta penanganannya setelah tergigit ular.
“Memang ada beberapa jenis ular di Kampus IPB Dramaga yang mungkin susah ditemukan di permukiman, tetapi kebanyakan dan beberapa ular yang dianggap berbahaya itu, sebenarnya bisa ditemukan di permukiman juga,” ujar Mirza, Jumat (19/11).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Mirza juga mengatakan pemicu terjadinya ular naik ke permukaan, diakibatkan karena tingginya intensitas hujan beberapa waktu terakhir.
Karena hujan itu, tanah menjadi lembab dan menjadi momentum yang pas bagi anak ular untuk keluar setelah menetas dari telurnya.
Namun menurut Mirza, ular bukan tipe hewan penyerang. Ular akan cenderung untuk menghindar jika melihat manusia.
"Kalau ada getaran, ular akan kabur. Beberapa jenis ular akan mempertahankan sarangnya jika diganggu,” kata Mirza.
Ilustrasi ular pucuk. Foto: Shutter Stock
Salah satu aktivis Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB University, Imam menjelaskan, sejak tahun 2016 hingga 2021, organisasinya telah memiliki data sebanyak 29 jenis ular yang ditemukan di area kampus IPB University.
“Dari temuan tersebut, hanya ada tujuh jenis ular yang berpotensi membahayakan manusia apabila tergigit. Jadi sebenarnya tidak perlu takut berlebihan. Tapi waspada memang penting,” kata Imam. Ia juga menekankan, supaya selalu mengikuti standar operasional prosedur (SOP) lapangan sebagai upaya perlindungan diri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nathan Rusli dari Herpetofauna Indonesia menyampaikan, ular akan menggigit apabila terancam seperti diinjak maupun dipukul.
Oleh karena itu, ia menyarankan supaya mengedukasi seluruh mahasiswa tentang bagaimana cara menghadapi ular, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Infografik Waspada Kobra Jawa. Foto: kumparan