Sasirangan, Kain Khas Banjarmasin yang Mendunia

28 Maret 2018 15:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kain Sasirangan khas Banjarmasin (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kain Sasirangan khas Banjarmasin (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia punya beragam keunikan, salah satunya ada dalam kain tradisional, seperti di Kalimantan Selatan. Kalau daerah-daerah di Jawa punya kain tradisional batik, Banjarmasin punya kain khasnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kain itu bernama Sasirangan. Sasirangan sendiri cukup dikenal di kalangan orang Banjarmasin dan orang Kalimantan, kain ini asli hasil karya masyarakat lokal.
Secara kasat mata kain ini terlihat mirip dengan batik di Jawa. Namun Sasirangan berbeda, Sasiringan dibuat lewat beberapa proses.
"Pembuatan kain ini cukup rumit juga dari mulai melukisnya terus menjelujurnya, mencelupnya hingga menjemurnya. Kalau kita lihat, seperti gampang tetapi rumit," kata Mila (45) anggota Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kalsel di Banjarmasin, Rabu (28/3).
"Biasa kain ini dibikin satu orang. Satu orang itu bisa buat beberapa kain," imbuhnya.
Batik Sasirangan Khas Banjarmasin. (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Batik Sasirangan Khas Banjarmasin. (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Kain tradisional ini punya beragam motif. Sebut saja Sari Gading, Iris Pundak, Jajumputan, Kulat Karikit dan sebagainya. Harganya pun bervariasi.
ADVERTISEMENT
"Motifnya bermacam-macam harga pun bervariasi, sesuai dengan bahannya. Kalau sutra lebih mahal lagi, kalau katun lebih murah. Kain sutra di atas Rp 200.000, kalau katun ini Rp 100.000 juga ada, ada juga yang sampai Rp 2 juta," kata Mila.
Meski belum begitu dikenal, namun kain ini cukup diminati oleh masyarakat. Ada sejumlah koperasi UKM yang mengambil karya tangan masyarakat Banjar ini untuk dijual kembali, bahkan dipasarkan sampai ke luar negeri.
"Yang pesan kalau dari UKM ada, soalnya ada yang kenal, dan susah langsung ke UKM yang berhubungan ke luar negeri sampai Eropa," ujar Risna (38) anggota Dekranasda yang lain.
Mufidah Kalla dan kain Sasirangan khas Banjarmasin (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mufidah Kalla dan kain Sasirangan khas Banjarmasin (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Kalla berkesempatan melihat kain ini lebih dekat. Ia bahkan melihat proses pembuatan kain tersebut saat proses pencelupan mewarnai kain yang telah dijelujur.
ADVERTISEMENT
Tak hanya melihat-lihat Sasirangan, Mufidah juga melihat pembuatan kain Sulaman Air Guci hingga pemanfaatan kembali kain perca untuk dibuat produk siap jual.
"Produk kerajinan ini bisa jadi mata pencaharian, memanfaatkan bahan baku lokal. Saya berharap produk kerajinan binaan bisa berkembang dan maju yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup pengrajin," pungkas Mufidah.