Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Sate biawak ternyata menjadi salah satu menu favorit turis asing yang sedang wisata kuliner di Pulau Dewata. Sayangnya, sate biawak ini tak mudah ditemukan seperti sate ayam atau kambing yang hampir ada di setiap pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Pemilik Sate Mang Kakul, I Ketut Sugianti (41), mengatakan sate biawak hanya dijual satu atau dua kali dalam satu tahun. Yakni saat Pesta Kesenian Bali (PKB) yang digelar di Art Center atau Denpasar Festival (Denfest) di Lapangan Lumintang, Kota Denpasar.
Sugianti sengaja berjualan secara terbatas mengingat peminat sate biawak tidak sebanyak sate ayam atau sate lainnya. Selain itu, harga biawak cukup mahal dan sulit ditemukan.
Menurutnya, harga 1 kilogram daging biawak di atas Rp 100 ribuan. Sugianti biasanya memesan satu hingga dua buah daging biawak kepada pengepul di Kabupaten Tabanan untuk berjualan di PKB atau Denfest.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita kadang buka di PKB tapi sate biawaknya terbatas. Kalau wisatawan banyak datang dari Bali dan luar Bali, termasuk bule-bule juga banyak yang datang. Pas dia ke Bali dan ada PKB dia datang ke sini nyari. Kemarin yang baru datang beli [sate] biawak dari Italia," kata Sugianti, Sabtu (18/6).
Sugianti menjual sate biawak satu porsi dengan jumlah 8 tusuk senilai Rp 20 ribu. Sate dilengkapi dengan sambel pedas, manis, dan kacang. Sugianti bisa menjual 20-30 kilogram sate setiap hari selama satu bulan di PKB. PKB ke-44 kali ini berlangsung selama 12 Juni-10 Juli 2022 mendatang.
Menurut Sugianti, sate biawak ini memiliki daging yang alot sehingga enak untuk dikonsumsi. Sate biawak juga dipercaya ampuh mengatasi gatal-gatal dan kudis.
ADVERTISEMENT
"Bisa untuk gatal-gatal dan kudis," katanya.
Cara memasaknya juga cukup mudah. Pertama, Sugianti membersihkan daging biawak. Biasanya daging yang digunakan adalah dari dada sampai ekor. Selanjutnya, rebus daging dengan bumbu dasar ditambah serai, daun salam, dan daun jeruk agar aromanya wangi.
Daging direbus selama satu jam penuh. Setelah masak, daging dipotong-potong dan dimarinasi dengan bumbu bakar. Selanjutnya, daging siap dibakar.
Sugianti juga menjual berbagai sate di tempat tersebut. Ada sate ular, keong, kodok, cumi, jamur, dan ayam.
Salah satu pembeli bernama Ni Luh Putu Sari (24) mengatakan, ini adalah pertama kali mencoba sate biawak. Menurutnya, daging biawak alot seperti diucapkan Sugianti. Namun, ia hanya mencicipi satu buah potong karena masih takut mengkonsumsi makanan ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Cukup satu saja, aku beli satu porsi sate ayam untuk selanjutnya," katanya.
Live Update