Satgas Bogor Tracing SMAN Leuwiliang, 3 Siswa Reaktif Ternyata Negatif COVID-19

9 April 2021 13:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster prokes COVID-19 di depan SMAN 1 Leuwiliang Bogor. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Poster prokes COVID-19 di depan SMAN 1 Leuwiliang Bogor. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Informasi adanya 3 siswa di SMAN 1 Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat positif COVID-19 sempat membuat heboh. Musababnya di Kabupaten Bogor saat ini sedang menerapkan uji coba pembelajaran tatap muka sejak 11 Maret 2021 hingga 10 April 2021.
ADVERTISEMENT
Merespons adanya 3 siswa positif COVID-19 itu, Satgas Kabupaten Bogor bergerak cepat. Mereka langsung melakukan tracing seluruh guru dan siswa di SMA itu dengan swab antigen. Termasuk, 3 siswa yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr. Dedi Syarif mengatakan dari hasil tracing dan rapid test antigen ulang, dinyatakan seluruh siswa di sekolah itu negatif COVID-19.
"Tadi saya konfirmasi ulang, jadi itu sudah dirapid antigen semua siswa yang kontak erat sama keluarganya, antigennya negatif, " ujar Dedi, saat dihubungi, Jumat (9/4).
Dedi juga mengatakan tiga siswa yang sebelumnya dinyatakan positif, setelah dirapid test antigen oleh Satgas COVID-19 Kabupaten Bogor kini sudah negatif.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, saat itu pihak sekolah menggunakan rapid test antibodi untuk mendeteksi tiga siswa yang diduga terpapar COVID-19. Bukan swab antigen.
"Yang bersangkutan antigen juga negatif. Siswa itu reaktif karena antibodi," ujar dia.
"Jadi sebenarnya begini, kalau rekatif itu tidak bisa dijadikan pedoman untik mendiagnosis COVID-19. Oleh sebab itu ada pengumuman dari dokter sekolah itu mengumumkan bahwa ada yang positif padahal kan bukan positif COVID-19 tetapi baru antibodinya aja. Setelah ditracing, ternyata rapid antigennya negatif semua dan sudah clear," lanjut dia.
Pemeriksaan rapid test antigen merupakan hal yang berbeda dengan rapid test antibodi. Sebab, metode rapid test antigen menggunakan usap (swab), alias sampel dahak.
Siswa SMAN 1 Leuwiliang Bogor mencuci tangannya di wastafel sekolah saat uji coba sekolah tatap muka. Foto: Dok. Istimewa
Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut juga dengan swab antigen. Sebab, metodenya mirip swab.
ADVERTISEMENT
Namun, pada pemeriksaan rapid test antigen, yang dideteksi adalah komponen virus, dengan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung. Manfaatnya dapat mendeteksi infeksi aktif SARS-CoV-2.
Sedangkan pemeriksaan rapid test antibodi yang dideteksi adalah antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh pasien bukan komponen virus, sampel yang digunakan adalah darah.
"Biasanya kalau antigen negatif PCR-nya juga negatif. Antigen lebih akurat 70 persen. Kalau antibodi kan hanya 20 persen mendeteksi virus," ujar Dedi.