Satgas Lapor Jokowi: 17% Warga Yakin Tak Akan Kena Corona, Terbanyak di Maluku

12 Oktober 2020 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB Doni Monardo di Sulawesi Utara. Foto: Satgas COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB Doni Monardo di Sulawesi Utara. Foto: Satgas COVID-19
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 17 persen responden yang merupakan masyarakat mengaku tidak mungkin tertular corona. Hasil ini disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo kepada Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Kami tadi juga melaporkan ke presiden tentang adanya 17 persen masyarakat masih menganggap tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar COVID-19," kata Doni usai rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (12/10).
Doni menuturkan, Jokowi merespons survei tersebut dengan menekankan pentingnya perubahan perilaku. Sehingga, masyarakat sadar bahwa corona benar-benar ada dan berbahaya.
Doni menyebut, menurut hasil survei BPS, provinsi tertinggi yang yakin warganya menganggap tak mungkin tertular corona adalah Maluku. Lalu diikuti oleh DKI Jakarta, meski angkanya sudah turun.
"Kalau kita lihat data di seluruh provinsi, Maluku berada di posisi pertama. Kemudian Jakarta, DKI, pada Juli yang lalu hasil survei yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes, tingkat masyarakat yang tidak mungkin dan sangat tidak mungkin itu 30 persen, sekarang sudah turun di posisi 13,58 persen," kata dia.
Warga melakukan senam aerobik di jalan perkampungan di Duri Pulo, Jakarta, Sabtu (10/10). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Selain itu, Doni juga memaparkan sejumlah warga mulai menghilangkan anggapan bahwa tak mungkin tertular corona. Seperti Jawa Timur, yang pada Juli tingkat keyakinan tak tertular coronanya ada 29 persen, kini sudah menurun ke 18,37 persen.
ADVERTISEMENT
"Jadi kolaborasi dari seluruh komponen, kita yakini akan bisa mengubah cara pandang masyarkat kita yang semula merasa tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar COVID-19, alhamdulillah semakin baik. Sudah makin banyak yang menyadarinya," kata Doni.
Ia berharap media juga bisa membantu dalam mengkampanyekan pesan-pesan patuh pada protokol kesehatan. Sehingga, semakin banyak warga yang sadar dan bisa menghindari agar tak terjangkit virus corona.
"Media yang paling populer untuk informasi protokol kesehatan, yang pertama adalah media sosial. Kemudian diikuti TV, WhatsApp, media online, poster, dan juga untuk surat kabar juga radio," kata Doni.
"Tentunya kita berharap sekali untuk teman-teman media, senantiasa mengkampanyekan atau menyampaikan pesan-pesan untuk patuh protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT