Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Wiku, perayaan Natal tidak akan berkurang kekhidmatannya meski tidak dilakukan secara berkelompok atau berkerumun.
"Saya sebagai Koordinator Tim Pakar mengimbau agar jemaat sebisa mungkin merayakan Natal dan Tahun Baru dengan damai dan khidmat di rumah saja, guna menghindari penularan COVID-19 yang semakin tinggi akhir-akhir ini," ungkap Wiku di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/12).
"Jangan sampai muncul klaster baru di tengah momen bahagia, yang seharusnya jadi selebrasi semua umat Nasrani di Indonesia," lanjut dia.
Ia menilai perayaan Natal dengan keluarga terdekat akan lebih aman dan sehat selama mengikuti aturan protokol kesehatan ketat. Di sisi lain, juga dapat menambah waktu berkualitas dengan keluarga selama beribadah.
ADVERTISEMENT
"Selain berkumpul bersama keluarga, hari raya Natal juga diisi dengan aktivitas ibadah. Prinsipnya, ibadah dapat tetap berjalan dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan para jemaat," ucap Wiku.
Wiku juga menyampaikan Kementerian Agama telah mengeluarkan surat edaran Menteri Agama Nomor 23/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah dan Perayaan Natal di Masa Pandemi COVID-19. Melalui SE itu, Wiku berharap dapat menjadi langkah meminimalkan risiko terjadinya kerumunan di gereja.
"Perlu diingat, perayaan hari raya tidak harus meriah. Saya minta kepada pemuka agama kristiani untuk dapat mematuhi surat edaran Menag ini, sehingga ibadah Natal dapat dijalankan dengan aman dan bebas COVID-19 dan tentunya khidmat," ungkap Wiku.
Sementara Wiku tetap tak bisa melarang mereka yang ingin merayakan momen Natal dan Tahun Baru bersama keluarga di kampung halaman. Meski begitu, diharapkan masyarakat dapat mematuhi prasyarat pelaku perjalanan yang telah ditetapkan Satgas COVID-19 dan daerah tujuannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai hari raya ini menjadi hari raya terakhir bersama keluarga dan orang terdekat, hanya karena kita memaksakan untuk bepergian ataupun kita lengah dan abai terhadap protokol kesehatan," pungkas Wiku.