Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Harus jaga jarak, memakai masker, dan membawa perlengkapan ibadah sendiri. Namun, tetap saja ada di antara masyarakat yang bandel.
Hal ini yang kemudian memunculkan klaster rumah ibadah. Hingga 28 Juli, tercatat ada 9 klaster rumah ibadah di Jakarta. Total ada 114 orang yang positif corona di klaster ini.
"Kita menemukan ada gereja, masjid, asrama pendeta, pesantren, dan tahlilan," kata anggota tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah di BNPB, Rabu (29/7).
"Tahlilan ini 1 klaster tapi menyebar ke 29 orang," imbuh dia.
Dewi pun mengingatkan, dalam kegiatan apa pun termasuk pengajian protokol kesehatan harus dijaga. Jangan sampai terjadi penularan corona ke banyak orang.
"Ini yang harus kita ingatkan nih, jadi kalau ada kegiatan sosial, berkumpul bersama harus dipastikan protokol kesehatan diterapkan. Sudah ada buktinya dari satu klaster jadi banyak kasus," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Dewi juga menyinggung banyaknya kasus di asrama pendeta. Ini tak lepas dari konsep asrama yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan bersama.
"Orang banyak berkumpul dalam satu waktu, misalnya di asrama pendeta positivity ratenya 51 persen. Jadi kegiatan bersama seperti itu protokol harus ketat," ungkap Dewi.
Menurut data yang dihimpun klaster rumah ibadah terdiri dari sebagai berikut: 3 klaster gereja, 3 klaster masjid, 1 klaster asrama pendeta, 1 klaster pesantren, dan 1 klaster tahlilan.