Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Belum lagi kelar kasus perkosaan bocah delapan tahun yang memicu ketegangan, ditemukan lagi mayat seorang anak perempuan korban kekerasan seksual di India . Kasus kali ini memperburuk kondisi keamanan bagi perempuan di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, peristiwa terbaru ini terjadi di Gujarat, negara bagian kampung halaman Perdana Menteri India Narendra Modi. Warga kota Surat di Gujarat melakukan long-march dan menyalakan lilin, sebagai aksi belasungkawa dan protes atas ditemukannya mayat bocah tanpa identitas yang diperkirakan berusia 11 tahun.
Menurut Komisaris Polisi Surat, Satish Sharma, kepada Reuters, bocah perempuan itu ditemukan di pinggir jalan tol pada Jumat (6/4) lalu. Menurut pemeriksaan post mortem, korban mengalami kekerasan seksual dan dibunuh sehari sebelumnya.
Autopsi menunjukkan ada 86 bekas luka di tubuh jasad mungil itu. Dalam pemeriksaan diketahui korban tewas akibat dicekik dan dibekap. Sharma mengatakan, polisi masih berupaya mencari tahu identitas korban, memperluas penyelidikan hingga negara bagian lain.
ADVERTISEMENT
"Kami telah mengerahkan tim terbaik kami bersama dengan petugas polisi senior, untuk menangkap pelaku jika identitas korban telah diketahui," kata Sharma.
Peristiwa kali ini terjadi di tengah ketegangan masyarakat akibat kematian seorang gadis Muslim berusia 8 tahun yang diperkosa dan dibunuh di dalam kuil Hindu di Jammu dan Kashmir. Gadis bernama Asifa Bano itu diculik, dibius, dan berkali-kali diperkosa oleh beberapa orang pria.
Seperti kasus perkosaan dan pembunuhan mahasiswi di Delhi pada 2012, perkosaan Asifa kembali memantik kemarahan warga India yang turun ke jalan dalam jumlah ribuan orang. Apalagi, kasus yang terjadi sejak Januari ini belum juga rampung penyelidikannya, padahal delapan orang telah ditahan. Aktivis gemas terhadap pemerintah Modi yang dianggap lambat menangani kasus perkosaan.
ADVERTISEMENT
Kecaman datang tidak hanya dari dalam negeri. PBB termasuk salah satu badan internasional yang ikut bersuara menyuarakan keprihatian atas kekerasan seksual yang masih marak di India.
"Kami sangat prihatin atas menyebarnya kekerasan gender, termasuk kekerasan seksual terhadap wanita dan anak-anak, yang saat ini kami saksikan di India," kata Yuri Afanasiev, koordinator PBB di India dalam pernyataannya pekan lalu.
Sejak kasus perkosaan yang menghebohkan dunia terjadi di India pada 2012, terbukti negara itu tidak pernah jera.
Kekerasan seksual terhadap wanita masih terus terjadi, bahkan jumlahnya terus bertambah. Padahal kala itu, pemerintah Modi mengatakan akan menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku perkosaan dan pembunuhan.
Pada 2012, ada 25 ribu kasus perkosaan di India. Pada pencatatan terakhir 2016, jumlahnya meningkat menjadi 40 ribu. Artinya, ada sekitar 106 perkosaan per hari di India.
ADVERTISEMENT