Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Saudi Tak Toleransi Pihak yang Tuduh MbS Terlibat Pembunuhan Khashoggi
22 November 2018 12:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir membela Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) yang dituduh terlibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara dengan BBC yang dikutip AFP, Kamis (22/11), al-Jubeir menyebut segala pembicaraan yang menyangkut nama MbS atau Raja Saudi Salman bin Abdulaziz tidak akan ditoleransi sedikit pun.
"Di Saudi kepemimpinan kami adalah garis batasannya. Penjaga dua masjid suci (Raja Salman) dan Putra Mahkota adalah batasannya," sebut al-Jubeir seperti dikutip dari AFP, Kamis (22/11).
"Mereka mewakili warga Saudi, dan setiap warga Saudi mewakili mereka, kami tidak akan menoleransi setiap perbincangan yang meremehkan Raja dan Putra Mahkota kami," sambung dia.
Pada kesempatan tersebut, Al-Jubeir bersikeras membantah keterlibatan MbS. Nama MbS sejak Khashoggi hilang dan dinyatakan tewas selalu disebut sebagai otak dari aksi pembunuhan tersebut.
"Kami sudah menjelaskan. Kami punya investigasi yang sedang berjalan dan kami akan menghukum individu yang bertanggung jawab atas kejadian ini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Khashoggi tewas di dalam gedung Konsulat Saudi di Turki 2 Oktober lalu. Otoritas Saudi menyebut MbS tidak terlibat dalam pembunuhan itu.
Penyidik Saudi menyebut otak dari pembunuhan ini adalah Jenderal Ahmed al-Assiri, wakil kepala badan intelijen Arab Saudi yang memerintahkan repatriasi Khashoggi. Assiri juga merupakan kepala tim negosiasi untuk membawa Khashoggi pulang.
Semasa hidup Khashoggi yang bekerja sebagai kolumnis Washington Post adalah pengkritik keras rezim Saudi terutama kebijakan-kebijakan MbS.
Ada 21 orang yang ditahan atas pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya diancam hukuman mati.