Saudi Tersinggung Akibat Biden Bahas Kematian Jamal Khashoggi saat Bertemu MBS

19 Juli 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah aktivis membakar lilin untuk memperingati pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, di depan Kedutaan Besar Saudi di Washington, AS, Rabu (2/10/2019). Foto: REUTERS/Sarah Silbiger
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah aktivis membakar lilin untuk memperingati pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, di depan Kedutaan Besar Saudi di Washington, AS, Rabu (2/10/2019). Foto: REUTERS/Sarah Silbiger
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengindikasikan pihaknya tidak ingin membahas kembali pembunuhan Jamal Khashoggi, saat pertemun tingkat tinggi bersama pemimpin Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
"Kerajaan Arab Saudi menyelidiki kejahatan ini. Kerajaan Arab Saudi meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab, dan mereka sedang membayar kejahatan yang mereka lakukan saat ini," tegas Jubeir, dikutip dari AFP, Selasa (19/7/2022).
"Kami menyelidiki, kami menghukum dan kami menerapkan prosedur untuk memastikan ini tidak terjadi lagi. Inilah yang dilakukan negara dalam situasi seperti ini," sambung dia.
Pernyataan itu menyusul kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Sebagai bagian dari turnya menyambangi Timur Tengah, Biden tiba di Jeddah pada Jumat (15/7/2022). Dia kemudian menghadiri konferensi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi. Foto: Mandel Ngan/Pool via REUTERS
Dalam lawatannya, Biden kembali menyinggung pembunuhan Khashoggi ketika bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS). Khashoggi dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
AS meyakini MBS terlibat dalam insiden tewasnya Khashoggi. Biden lantas memperingatkan MBS tentang serangan terhadap para pemberontak. Namun, dia tidak merinci tindakan yang mungkin diambil oleh AS.
Menanggapi pernyataan itu, MBS menegaskan bahwa pihaknya telah menangani peristiwa itu. Pengadilan Arab Saudi memenjarakan delapan orang selama 7-20 tahun atas pembunuhan Khashoggi.
Tetapi, Arab Saudi tidak pernah merilis nama para terdakwa. Tunangan Khashoggi mencap putusan itu sebagai lelucon.
"[MBS] mengkonfirmasi bahwa apa yang terjadi disesalkan dan kami telah mengambil semua tindakan hukum untuk mencegah," ujar seorang pejabat Arab Saudi.
Shireen Abu Akleh, wartawan Al Jazeera yang tewas akibat ditembak di kepala saat meliput serangan Israel di Tepi Barat. Foto: Al Jazeera/AFP
MBS kemudian menyoroti standar ganda Washington. Dia mengingatkan Biden perihal tindak pelecehan seksual dan fisik terhadap para tahanan oleh militer AS di penjara Abu Ghraib.
ADVERTISEMENT
Penjara tersebut menahan warga Irak yang ditangkap sejak awal invasi AS pada 2003. Laporan tentang penyiksaan dan pelecehan seksual di pusat penahanan Angkatan Darat AS itu kemudian bocor pada 2004.
"[MBS menunjukkan bahwa] insiden seperti itu terjadi di mana saja di dunia," sambung pejabat itu.
MBS turut menyinggung pembunuhan Shireen Abu Akleh di Tepi Barat. Pada Mei silam, jurnalis itu ditembak oleh pasukan Israel.
MBS menggarisbawahi, Biden membuat keributan besar tentang Khashoggi yang merupakan orang Arab Saudi. Tetapi, Biden mengecilkan pembunuhan Abu Akleh meskipun dia adalah warga negara AS.
Analis Arab Saudi, Ali Shihabi, meyakini bahwa pertemuan kedua pemimpin itu tetap berjalan baik terlepas dari perselisihan berkepanjangan atas kasus Khashoggi.
ADVERTISEMENT
"Tetapi di luar pertukaran jujur itu, pertemuan itu sangat ramah dan penting untuk menyingkirkan pertikaian yang diciptakan oleh pernyataan Biden di belakang mereka," jelas dia.