Sayangi Lautmu, Berantas Sampah Laut!

26 Desember 2017 14:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Laut adalah tempat tinggal bagi jutaan spesies organisme. Laut seharusnya menjadi tempat yang nyaman, tak hanya bagi manusia yang mencari nafkah di sana, tetapi juga bagi berbagai spesies yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Tetapi ada satu permasalahan yang kian lama semakin tak terbendung lagi. Permasalahan tersebut adalah soal sampah laut. Volume sampah yang ada di laut, seiring berjalannya waktu, terus meningkat dengan cepat. Kondisi itu, menjadikan laut Indonesia sebagai kawasan perairan yang rawan dan menghadapi persoalan sangat serius.
Sampah Plastik di Tepi Laut (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah Plastik di Tepi Laut (Foto: Wikimedia Commons)
Persoalan sampah plastik di laut telah menimbulkan berbagai persoalan yang komplek. Peningkatan pencemaran plastik di laut dapat mengancam keanekaragaman kehidupan laut melalui cara terbelit/terjerat, termakan, atau terkontaminasi. Dampaknya akan terjadi terhadap lebih dari 660 spesies organisme, mulai dari yang terkecil (plankton) sampai yang terbesar (ikan paus), termasuk terhadap ikan-ikan yang ditujukan untuk konsumsi manusia.
Soal sampah khususnya plastik, menurut riset Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, di tahun 2015 Indonesia tercatat sebagai pemasok terbanyak kedua di dunia, yakni sebesar 187,2 juta ton. China di peringkat pertama dengan volume sampah mencapai 262,9 juta ton. Adapun urutan ketiga Filipina sebanyak 83,4 juta ton, selanjutnya Vietnam sebanyak 55,9 juta ton, dan Sri Lanka sebanyak 14,6 juta ton per tahun.
com-Sahabat Laut Nusantara (Foto: Kominfo)
zoom-in-whitePerbesar
com-Sahabat Laut Nusantara (Foto: Kominfo)
Polusi plastik kini mencapai tahap yang memprihatinkan. Banyaknya sampah plastik ini membuat beberapa spesies terancam, seperti yang dialami oleh penyu laut. Bagi penyu, kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur yang lezat. Jaring ikan yang hanyut juga terlihat seperti rumput laut tak berbahaya. Tapi jika penyu menelan sampah plastik atau terjerat jaring ikan, bisa sangat mematikan. Dalam sebuah penelitian terbaru bahkan dijelaskan bahwa sampah plastik ini telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Exeter, Inggris.
ADVERTISEMENT
Indonesia pastinya tak mau tinggal diam dengan adanya kenyataan ini. Deputi Sumber Daya Manusia, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Safri Burhanuddin pada saat yang sama mengatakan, upaya Indonesia dalam penanganan sampah plastik, dilakukan dengan membuat Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Sampah Plastik. Rencana tersebut bertujuan, agar Indonesia bisa mengurangi 70% kontribusi Indonesia terhadap sampah plastik di laut sebelum 2025. Aksi tersebut terdiri dari empat pilar utama, yaitu perubahan perilaku, mengurangi sampah plastik yang berasal dari daratan, mengurangi sampah plastik di daerah pesisir dan laut, serta penegakan hukum, mekanisme pendanaan, penelitian-pengembangan (inovasi teknologi) dan penguatan institusi.
com-Lautku Bebas Sampah (Foto: Kominfo)
zoom-in-whitePerbesar
com-Lautku Bebas Sampah (Foto: Kominfo)
Pemerintah pun tak bisa berjalan sendirian. Sebagai masyarakat, kita pun patutnya turun membantu dan ambil bagian dari kebersihan laut dari sampah-sampah yang ada. Mulailah dari diri sendiri, kemudian sebarkan pada orang-orang di sekitarmu. Cintai laut Indonesia!
ADVERTISEMENT