SBY Akan Pidato Terakhir Sebagai Ketum Demokrat, Minggu 15 Maret

13 Maret 2020 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Partai Demokrat akan menggelar Kongres V di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (15/3). Dalam kongres tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menyampaikan pidato politiknya yang terakhir sebagai ketua umum.
ADVERTISEMENT
"Salah satu puncaknya, Ketum Pak SBY akan menyampaikan pidato politiknya sebagai ketum yang terakhir. Akan sangat bagus untuk bangsa dan negara, masyarakat, kader, dan juga media, yang sudah lama menunggu suara beliau," kata Hinca di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakpus, Jumat (13/3).
Hinca menuturkan, SBY ingin mengakhiri kepemimpinannya di Partai Demokrat dengan baik. Apalagi, SBY sudah menjabat selama dua periode sejak Maret 2013 lalu.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Beliau menyampaikan bahwa jika ia menjadi presiden dua periode, beliau soft landing, menyelesaikan tugas-tugasnya, menyentuh garis finish sampai di ujung. Ia juga akan soft landing di dalam kongres," tuturnya.
Meski demikian, Hinca belum mau membocorkan siapa saja nama yang akan menjadi kandidat pengganti SBY. Namun, kedua putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), diisukan menjadi salah satu kandidatnya.
ADVERTISEMENT
"Siapa orangnya? Tunggu di kongres," ucapnya singkat.
Kongres Partai Demokrat awalnya akan berlangsung tiga hari dari tanggal 14 hingga 16 Maret. Namun, karena wabah corona yang menjangkiti Indonesia, kongres ini dipersingkat menjadi satu hari.
"Kongres yang kami laksanakan kami sebut one day kongres, satu hari saja untuk melokalisir atau memperkecil suasana dan tempatnya," tutup Hinca.