SBY: Harus Kita Akui Upaya Atasi Pandemi Corona Belum Efektif, Jangan Malu

3 Oktober 2020 10:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menuliskan sebuah artikel membahas penanganan pandemi virus corona. Artikel berjudul 'Selamatkan Dunia Kita - Save Our World' itu diunggah dalam sebuah podcast di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu bagian artikelnya, SBY mengungkapkan pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, belum sepenuhnya berhasil mengatasi pandemi virus corona. Ia juga meminta pemerintah tidak bergantung dengan kehadiran vaksin untuk mengatasi virus ini.
"Harus kita akui, jangan malu bahwa upaya dan cara yang kita lakukan hingga hari ini belum cukup efektif, alias belum sepenuhnya berhasil. Karenanya harus terus dilakukan evaluasi, setelah itu lakukan koreksi dan perbaikan terus menerus. Jangan kendor. Jangan hanya menunggu datangnya dewa penolong yang disebut vaksin," ujar SBY, Sabtu (3/10).
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
SBY menjelaskan, kondisi psikologis masyarakat jangan disepelekan dengan harapan-harapan tentang vaksin corona bisa mengatasi segalanya.
Apalagi, belum tentu semua masyarakat dunia bisa langsung mendapatkan vaksin secara merata. Ia mempertanyakan keadilan bagi rakyat miskin sekalipun untuk bisa mendapatkan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
"Akankah kita bangsa sedunia hanya akan berserah diri akan datangnya vaksin? Benarkah vaksin sebuah obat mujarab yang bisa merubah segalanya? Yakinkah bahwa dunia sungguh bermurah hati dan adil sehingga vaksin bisa didistribusikan secara cukup kepada semua penghuni bumi termasuk negara dan masyarakat miskin?" ungkap SBY.
"Atau apakah korban 1 juta 2 juta orang meninggal dianggap biasa? Mereka yang berpulang ke rahmatullah hanya dilihat angka dan statistik saja, dilihat hanya jumlah yang kecil jika dibandingkan jumlah manusia di dunia," lanjut dia.

SBY Minta Pemimpin Dunia Serius Tangani Pandemi COVID-19

Pekerja membersihkan layar iklan pesan layanan masyarakat terkait penanganan COVID-19 di Jakarta, Minggu (27/9). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
SBY juga mengaku sedih ketika melihat ada pemimpin dunia yang memiliki ego tinggi sehingga tak mau bekerja sama dengan pihak lain. Bahkan, ada yang masih memikirkan kepentingan politiknya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Sikap dan tindakan pemimpin seperti itu dengan mudah bisa dibaca dan terus terang rakyat tak menyukainya. Kalau keadaan seperti ini masih terus berlangsung di seluruh dunia, saya cemas prediksi pandemi masih akan berlangsung lama benar adanya," tuturnya.
Ia meminta para pemimpin dunia untuk lebih rendah hati untuk menyelamatkan dunia dari pandemi COVID-19. Apalagi, pemimpin-pemimpin ini telah mendapatkan amanah dan mandat dari rakyat untuk menyelamatkan mereka di masa-masa sulit ini.
"Dengan segala kerendahan hari ingin saya sampaikan bahwa bapak ibu lah yamg bisa menyelamatkan dunia kita dari pandemi besar ini. Pimpin kami, bimbing kami, dan bantu kami. Jangan biarkan kami, rakyat kebanyakan kehilangan harapan diliputi rasa takut dan tak lagi percaya ke negara dan dunianya," ucap SBY.
ADVERTISEMENT
"Masih ada waktu, masih ada jalan, masih ada sumber daya yang dapat digunakan. Do something belumlah cukup, harus berbuat lebih banyak lagi, lebih keras lagi, lebih ekstra lagi, do more things," tutup mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona