news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Scott Rush Anggota Bali Nine Tak Mau Terburu-buru soal Pemulangan ke Australia

25 November 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesembilan anggota Bali Nine, atas dari kiri ke kanan: Myuran Sukumaran, Scott Rush, Tach Duc Thanh Nguyen, Renae Lawrence. Bawah dari kiri ke kanan: Si Yi Chen, Matthew Norman, Michael Czugaj, Martin Stephe dan Andrew Chan (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
zoom-in-whitePerbesar
Kesembilan anggota Bali Nine, atas dari kiri ke kanan: Myuran Sukumaran, Scott Rush, Tach Duc Thanh Nguyen, Renae Lawrence. Bawah dari kiri ke kanan: Si Yi Chen, Matthew Norman, Michael Czugaj, Martin Stephe dan Andrew Chan (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
ADVERTISEMENT
Scott Rush sudah mendengar kabar rencana pemindahan lima terpidana seumur hidup jaringan narkoba Bali Nine ke Australia.
ADVERTISEMENT
Scott merupakan salah satu terpidana kasus narkoba jaringan Bali Nine. Scott saat ini mendekam di Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli, Bali.
Kalapas Narkotika Bangli, Marulye Simbolon, mengatakan Scott mendengar kabar pemulangan ini dari siaran berita di televisi yang ditempatkan di dalam lapas.
Marulye sudah menemui Scott di dalam lapas berbicara tentang kabar pemulangan anggota Bali Nine ini. Menurutnya, Scott bahagia bila bisa dipulangkan namun tak mau berlebihan menerima kabar baik itu.
Scoot memutuskan menunggu kepastian apakah dirinya bakal akan dipulangkan ke kampung halamannya atau tidak.
"Responsnya yang pasti dia suka tapi untuk euforia itu belum ada. Karena dia menunggu seperti apa kelanjutannya. Bukan pesimistis, dia tak berlebihan menerima, dia senang, sangat senang tapi menunggu seperti apa hasilnya," kata Marulye saat dihubungi, Senin (25/11).
Ilustrasi narkoba. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Scoot sudah mendekam di Lapas Narkotika Bangli sekitar empat tahun. Scott sebelumnya mendekam di Lapas Kerobokan Kelas II A, Kabupaten Badung, Bali.
ADVERTISEMENT
Marulye memastikan Scott merupakan warga binaan berkelakuan baik di Lapas Narkotika Bangli. Scott tidak pernah terlibat masalah di dalam lapas.
"Selama ini dia salah satu warga binaan asing yang sangat familiar dengan kami petugas. Prinsipnya orangnya rendah hati," katanya.
Scott aktif bergaul dengan narapidana lainnya. Lapas memang memberikan kedudukan yang sama baik terhadap narapidana WNI atau WNA.
Ilustrasi barang bukti narkoba. Foto: kumparan
Scott menghabiskan waktu di dalam lapas dengan mengikuti jadwal yang ditentukan. Dia rajin beribadah, hobi bermain tenis dan aktif mengajar bahasa Inggris untuk narapidana lainnya.
"Di dalam ada kegiatan kelompok termasuk ada Scott di dalam, kelompok pembelajaran atau bertukar ilmu bahasa Inggris. Mereka salurkan ke teman-teman warga binaan yang berminat belajar bahasa inggris," katanya.
ADVERTISEMENT
Terkait pemindahan ini, Marulye juga masih menunggu kepastian dari Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas. "Kami tidak bisa berandai-andai soal peningkatan ini, kami juga masih menunggu arahan pimpinan," katanya.
Selain Scott, dua anggota Bali Nine lainnya bernama Matthew Norman and Si Yi Chen mendekam di Lapas Kelas II A Kerobokan. Kementerian Hukum dan HAM Bali belum memberikan kabar terbaru dari Matthew dan Chen.
Keputusan pemulangan anggota Bali Nine diambil setelah Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengangkat isu tahanan selama pertemuannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto, di sela-sela KTT APEC di Peru. Informasi ini disampaikan Asisten Menteri Keuangan Australia, Stephen Jones, dalam konferensi pers terpisah.
Sementara itu, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan, Prabowo sebenarnya menyetujui pemindahan narapidana WNA ke negara asalnya.
ADVERTISEMENT
Kementerian Hukum masih mengkaji pemindahan kelima narapidana tersebut. Indonesia belum memiliki prosedur tetap terkait pemindahan narapidana internasional.
“Saat ini kami masih mempelajari bersama dengan Pak Menko Yusril, dan para stakeholder terkait. Hasil kajian tersebut nantinya akan kami konsultasikan kepada Presiden RI Bapak Prabowo, sehingga keputusan yang nantinya diambil adalah yang terbaik,” jelas Supratman di Jakarta, Minggu (24/11).