Sebelum Go International, Dalang Cilik Sempat Kesulitan Bahasa Jawa

3 Juni 2018 19:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pramariza Fadhlansyah, dalang cilik. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pramariza Fadhlansyah, dalang cilik. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pramariza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan, dalang cilik asal Depok mengakui, sempat kesulitan memahami bahasa saat belajar menjadi dalang. Maklum saja bahasa yang digunakan saat pentas biasanya menggunakan bahasa Jawa. Meskipun keluarganya berasal dari suku Jawa, namun Prama dan Rafi lahir di Jakarta, mereka tak terbiasa dengan kultur Jawa.
ADVERTISEMENT
“Aku dari umur 2 tahun. Pas sukanya diajak kakek nonton wayang,” ucap Prama--sapaan akrab Pramariza kepada kumparan di Cinere, Depok, Jawa Barat, Minggu (3/6).
Saat ditanya siapa tokoh yang paling disukai dalam dunia pewayangan, keduanya kompak menyebut Gatot Kaca. Tak heran keduanya sering memainkan cerita tentang Gatot Kaca. “Iya suka, Gatot Kaca,” timpalnya.
Rafi Ramadhan, dalang cilik (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rafi Ramadhan, dalang cilik (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Keduanya pernah memainkan wayang di India hingga Rusia. Baik Prama dan Rafi mengaku senang, apalagi saat keduanya menginjakkan kaki di Rusia. Mereka menikmati liburan setelah pentas selesai, di samping itu negara tersebut juga dingin.
Selain menjadi dalang rupanya Prama dan Rafi juga memiliki cita-cita lain. Prama yang suka dengan sepak bola mengaku ingin menjadi pemain sepak bola. Sedangkan adiknya, ingin menjadi tentara.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalnya bola enggak bisa jadi dalang,” kata Prama.
Ambar Tri Hapsari, ibunda dalang cilik (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ambar Tri Hapsari, ibunda dalang cilik (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Ibunda Prama dan Rafi, Ambar Tri Hapsari mengatakan kedutaan besar dari 2 negara yang ia kunjungingi merasa senang melihat kedua anaknya tampil. Menurutnya, respon Kedubes saat itu sangat positif.
“Alhamdulillah sangat positif banget kan kalo anak-anak kan tamlilnya di sekolah ya nah itu juga banyak anak sekolah sana ya ngeliatnya itu senang gitu istilahnya kayak wow gitu,” kata Ambar.
Pramariza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pramariza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)