Sebelum Kapal Selam Titan Hilang, Standar Keselamatan Dipertanyakan Sejak 2018
ADVERTISEMENT
Keselamatan kapal selam Titan ternyata sudah jadi pertanyaan sejak 2018 lalu. Kapal selam wisata penjelajah bangkai Titanic itu hilang kontak sejak Minggu (18/6) lalu.
ADVERTISEMENT
Ada lima penumpang termasuk satu pilot di kapal selam yang dioperasikan perusahaan OceanGate. Pilot tersebut adalah pendiri sekaligus CEO OceanGate, Stockton Rush.
Pada Kamis (22/6) ketersediaan oksigen kapal selam sepanjang 6 meter itu diperkirakan habis. Tim ekspedisi juga telah menemukan puing yang diduga bagian dari kapal selam Titan.
Diduga kuat kapal selam tersebut meledak dan menewaskan semua penumpang—yang membayar Rp 2,7 miliar untuk wisata itu.
Ini merupakan peristiwa tragis pertama yang menimpa kapal selam Titan.
Kapal selam wisata ini pertama kali diluncurkan pada Desember 2018. Ketika itu, kapal selam berhasil berlayar sampai kedalaman 4.000 meter untuk melihat situs bangkai Titanic. Laporan tersebut diunggah di website OceanGate Expeditions.
Situs Titanic yang dicapai berada di 3.800 di bawah permukaan Atlantik. Pada 2021, ditargetkan ada 18 penyelaman yang dilakukan pada 2023 ini.
Tapi, beberapa ahli industri dan mantan pegawai mengkhawatirkan standar keselamatan kapal. Sebab, OceanGate tidak mensertifikasi Titan ke pihak ketiga seperti Biro Kapal Amerika atau Group DNV dari Eropa.
ADVERTISEMENT
Badan-badan tersebut terkemuka dalam sertifikasi kapal selam sampai pengelolaan asuransi dan risiko bencana. Tugas badan itu adalah menetapkan standar keselamatan terhadap rancangan kapal selam bawah laut.
Salah seorang ahli dari Masyarakat Teknologi Maritim (MTS), Will Kohnen, pernah mengirim surat kepada CEO OceanGate Stockton Rush. Surat itu berisi kekhawatiran Kohnen atas Titan. Kohnen mengatakan, usai bersurat ia sempat berbicara langsung dengan Rush.
"Ada diskusi jujur. Diskusi dewasa. Dan, kami setuju untuk tidak sepakat," kata Kohnen seperti dikutip dari Reuters.
Masalah-masalah yang tertulis pada surat mencakup cacat desain tunggal, tidak adanya sertifikasi yang diakui industri, fabrikasi, dan pengujian kapal selam.
"Kekhawatiran kami adalah pendekatan eksperimental saat ini diadopsi OceanGate dapat memunculkan hasil negatif (skala kecil sampai bencana) yang juga memiliki konsekuensi serius bagi semua orang di industri ini," tulis surat tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2018 seorang karyawan OceanGate, David Lochridge, menyampaikan laporan teknik kepada pimpinan perusahaan. Dalam laporan itu, ia mengkritisi proses penelitian serta pengembangan Titan.
Laporan itu berujung saling tuntut antara Lochridge dan OceanGate.
Pertemuan antara Lochridge dan OceanGate sempat dilakukan. Kesimpulannya, Lochridge tidak bisa menerima rancangan OceanGate dan tidak mau memberi izin pelayaran kepada Titan sebelum uji coba dilakukan.
Namun, pertemuan itu malah berujung pemecatan terhadap Lochridge. OceanGate menuntut balik Lochridge. Dia dituduh menyebarkan informasi rahasia perusahaan.
Sampai sekarang OceanGate belum memberikan respons terkait dugaan pelanggaran standar keselamatan.