Sebelum Masuk RS, Djoko Santoso Tersedak Saat Buka Puasa, Lalu Pendarahan Otak

10 Mei 2020 20:36 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah prajurit TNI mengusung peti jenazah dari Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso saat upacara pelepasan di rumah duka kawasan Bambu Apus Raya, Jakarta Timur. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah prajurit TNI mengusung peti jenazah dari Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso saat upacara pelepasan di rumah duka kawasan Bambu Apus Raya, Jakarta Timur. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto usai menjalani operasi pendarahan otak. Sebelum masuk rumah sakit, Djoko sempat tersedak saat berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
"Waktu berbuka puasa, keselek, pingsan, ada pendarahan otak. Pagi dioperasi di RSPAD Gatot Subroto. Operasi sukses tinggal menunggu masa kritis selama empat hari. Namun, sampai lima hari masih kritis hingga dinyatakan meninggal dunia," kata adik keempat mendiang Djoko Santoso, Tutik Suyono (63) saat ditemui kumparan di rumah Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/5).
"Dia (Djoko) orang yang paling perhatian dengan kondisi kesehatannya. Jadi saat sebelum masuk rumah sakit kondisinya tidak punya riwayat sakit sama sekali," imbuhnya.
Tutik mengenang sosok Djoko sebagai kakak tertua dari sepuluh bersaudara yang selalu membantu adik-adiknya. Bahkan, karena ekonomi keluarga yang pas-pasan, Djoko bersama adik tertuanya sempat berinisiatif berjualan kartu ucapan lebaran.
"Ayah saya seorang guru dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Karena adiknya banyak, dia (Djoko) bersama kakak kedua saya pernah berinisiatif menjual kartu ucapan Lebaran yang dibeli dari Kantor Pos Solo lalu dijual kembali di kawasan Sriwedari untuk membantu biaya sekolah adiknya," ungkap Tutik.
ADVERTISEMENT
Kerja keras Djoko untuk bisa memenuhi kebutuhan adik-adiknya itu terus berlanjut hingga dewasa. Hingga akhirnya, seluruh adik Djoko bisa hidup mapan dan mandiri.
"Rumah di Solo yang saya tempati ini merupakan rumah orang tua yang dulu ditempati almarhum (Djoko) semasa kecil. Kami tidak melayat di Jakarta karena sedang ada pandemi COVID-19. Dari keluarga almarhum di Jakarta hanya diminta mendoakan di rumah," pungkasnya.
---------------------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.