Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kelompok ini merupakan bagian dari jaringan global Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dibentuk pada tahun 2014 silam.
ISIS-K memang tidak “sepopuler” ISIS, Taliban, atau kelompok militan lainnya, tetapi serangan di Kabul yang sangat berani ini memicu pertanyaan: seberapa besar kekuatan ISIS-K dan apakah mereka bisa menguasai Afghanistan?
Dikutip dari CBS News, kelompok ini bukanlah jaringan yang terlalu besar. Laporan Dewan Keamanan PBB pada Juli lalu menyebut, ISIS-K memiliki sekitar 500-1.200 anggota, tetapi memiliki kapasitas untuk mencapai 10.000 pasukan.
Mereka menerima dukungan dana dari ISIS di Irak dan Suriah, sehingga mereka mampu melebarkan operasinya di Afghanistan hingga keluar Provinsi Nangarhar, lokasi kemunculan ISIS-K untuk pertama kali.
AS sudah pernah meluncurkan serangan pada kelompok ini. Serangan udara tersebut menewaskan Emir (pimpinan) pertama, kedua, ketiga, dan keempat ISIS-K. Rata-rata, pasukan AS membunuh hingga 75 persen dari total pasukan milisi itu.
Namun, sejumlah pasukan ISIS-K mampu “berdiri kembali” di Timur Tengah dan memperluas jaringan mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS-K kembali beraksi dan mulai menunjukkan pergerakan yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Dewan Keamanan PBB memperkirakan sekitar 10.000 pasukan asing dari Asia Tengah, Rusia Selatan, Pakistan, dan barat China memasuki Afghanistan. Ketika mayoritas dari pasukan asing itu bergabung dengan Taliban atau Al-Qaeda, sebagian memilih ISIS-K.
Motivasi ISIS-K di Afghanistan melebihi ambisi penerapan syariah Islam oleh Taliban. Mereka menginginkan pendirian khilafah Islam di seluruh penjuru Timur Tengah dan Asia.
ISIS-K melihat kesepakatan antara Taliban dan AS pada tahun 2020 lalu sebagai pengkhianatan atas jihad. Hal ini membuat ISIS-K menolak pengambilalihan kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Lalu, apakah ISIS-K memiliki kemampuan untuk membangun khilafah Islam di Afghanistan?
Untuk saat ini, menurut CBS, ISIS-K tidak memiliki kapasitas itu melihat sedikitnya jumlah pasukan mereka.
Tetapi, serangan bom bunuh diri pada Kamis (26/8) dilihat sebagai “inspirasi” bagi militan-militan seluruh dunia. Sejumlah pejabat intelijen AS melihat serangan ini sebagai “alat rekrutmen efektif” bagi kelompok-kelompok militan, bahkan di luar ISIS-K.
ADVERTISEMENT
Pasukan-pasukan militan lainnya diperkirakan dapat melakukan perjalanan ke Afghanistan. Mereka dapat mulai merencanakan serangan lainnya. Dataran Afghanistan yang dihiasi pegunungan membuat Afghanistan diperkirakan akan kesulitan untuk mendeteksi pergerakan pasukan ISIS-K tanpa bantuan pasukan secara langsung di lapangan.
Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), Jenderal Kenneth McKenzie, pada Kamis (26/8) mengatakan ancaman ISIS-K terhadap pasukan AS “sangat nyata”. Ancamannya mencakup dari serangan roket hingga aksi bom bunuh diri.
Melihat kerumunan masih terus bertahan di bandara Kabul dan pasukan AS masih bertahan di lokasi yang sama, mereka bisa menjadi target serangan lanjutan dari ISIS-K.