Sebut Kematian 4 Ribu Anak Palestina Tak Cukup, Eks Penasihat Obama Ditangkap

23 November 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stuart Seldowitz, eks Penasihat Presiden AS Barack Obama, ketika menyebut lebih banyak anak Palestina harus mati. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Stuart Seldowitz, eks Penasihat Presiden AS Barack Obama, ketika menyebut lebih banyak anak Palestina harus mati. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks pejabat Dewan Keamanan Nasional di era pemerintahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Stuart Sedolwitz, pada Rabu (22/11) ditangkap Kepolisian New York (NYPD) setelah melontarkan kalimat bernada kebencian terhadap Palestina dan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang tersebar di media sosial, Sedolwitz — eks penasihat Obama itu, terekam menggunakan kata-kata mengolok Islam ketika berbicara dengan seorang pedagang kaki lima di New York.
Dikutip dari CNN International, video yang direkam oleh pedagang asal Mesir tersebut memperlihatkan Sedolwitz menuduh dia sebagai pendukung Hamas dan mengejek status kewarganegaraannya.
"Anda mendukung pembunuhan terhadap anak kecil," kata Sedolwitz kepada pedagang itu, seperti terdengar dalam video. Pedagang itu pun membalasnya: "Anda yang membunuh anak-anak, bukan saya."
"Jika kami membunuh 4.000 anak Palestina, Anda tahu? Itu tidak cukup!" ungkap Sedolwitz dengan santai. "Kami akan memasang tanda besar di sini yang mengatakan bahwa orang ini percaya pada Hamas," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Sedolwitz juga tampak mengintimidasi pedagang yang diidentifikasi bernama Mohamed ini. Dalam video lainnya, Sedolwitz bertanya kepada pria itu apakah dia mengenal anggota Dinas Intelijen Mesir (Mukhabarat). "Mukhabarat di Mesir akan menangkap orang tua Anda," kata Sedolwitz kepada Mohamed.
Stuart Seldowitz, eks Penasihat Presiden AS Barack Obama, ketika menyebut lebih banyak anak Palestina harus mati. Foto: Twitter/@itslaylas
"Apakah ayah Anda menyukai kukunya? Mereka [Mukhabarat] akan mencabut kuku itu satu per satu," tambahnya. Sedolwitz kemudian mengangkat telepon genggamnya seraya berkata, "Tersenyumlah untuk saya," sambil tertawa.
Tak berhenti di situ, Sedolwitz melontarkan komentar yang menghina Nabi Muhammad SAW serta mengejek Islam — yang dia yakini dianut oleh Mohamed.
Adapun sebelum penangkapannya diumumkan kemarin, melalui email kepada CNN, Sedolwitz mengaku memang dirinyalah yang ada di dalam video tersebut, yang direkam oleh seorang pedagang kaki lima di Upper East Side, Manhattan.
ADVERTISEMENT
Namun, Sedolwitz bersikeras video itu hanya berupa potongan dari percakapannya dengan Mohamed. Kepada media lokal Daily Beast, Sedolwitz mengatakan, meskipun dia memulai percakapan dengan Mohamed soal isu-isu hangat saat ini, tetapi video yang tersebar hanya menunjukkan satu sisi cerita.
Menurut dia, percakapan bermula ketika Mohamed menyatakan dukungannya terhadap Hamas.

Diteror selama 2 Minggu

Namun, argumen Sedolwitz dibantah oleh kelompok advokasi yang mewakili para pedagang kaki lima di New York City, Street Vendor Project. Direktur Pelaksana Street Vendor Project, Mohamed Attia, mengatakan Sedolwitz telah memberikan pelecehan verbal kepada Mohamed di beberapa kesempatan selama dua minggu.
Attia menambahkan, Sedolwitz telah merusak gerobak dagangan Mohamed sejak 8 November — sebulan setelah perang Hamas dan Israel pecah di Jalur Gaza. Mohamed, kata Attia, bahkan tak memulai percakapan dengan Sedolwitz akibat keterbatasan bahasa.
Sejumlah warga berunjuk rasa mendukung warga Palestina di Times Square di New York pada Minggu (8/10/2023). Foto: Bryan R. Smith / AFP
Menurut Attia, Mohamed tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan karena alasan itu juga, dia tidak terlibat dalam banyak obrolan dengan siapa pun pembelinya — apalagi percakapan yang rumit dan bernuansa perang.
ADVERTISEMENT
"Mohamed mengatakan kepada saya bahwa dia tidak tahu bagaimana menanggapi atau tahu apa yang harus dikatakan kepada pria itu dan terus bermain aman dengan meminta pria itu pergi," kata Attia.
Anggota Dewan Kota New York Julie Menin, kata Attia, kemudian menghubungi Street Vendor Project dan melaporkan insiden tersebut kepada polisi.
"Ini adalah ujaran kebencian dan pelecehan yang keji dan benar-benar menjijikkan. Tidak ada tempat untuk kebencian di komunitas dan kota kita," tulis Menin melalui platform X, pada Selasa (21/11).

Ditangkap Polisi

Terpisah, NYPD pada Rabu (22/11) mengumumkan telah menangkap Sedolwitz atas perilaku islamafobia dan ujaran kebencian. "Stuart Seldowitz, 64 tahun, ditangkap pada hari Rabu dengan tuduhan awal kejahatan kebencian/penguntitan, pelecehan tingkat dua yang diperparah, menguntit yang menyebabkan ketakutan, dan menguntit di tempat kerja," bunyi pernyataan NYPD.
ADVERTISEMENT
Namun, belum jelas dakwaan apa yang akan dihadapi Sedolwitz saat Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan menerima kasus ini. Belum dapat diketahui pula siapa kuasa hukum yang bakal mendampingi Mohamed.
Para pengunjuk rasa berkumpul di Terminal Grand Central selama unjuk rasa menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Jumat, 27 Oktober 2023, di New York. Foto: Jeenah Moon/AP
Kepada City & State, Sedolwitz juga sempat menyampaikan kata maaf atas tindakannya itu. "Saya menyesali semua yang terjadi dan saya minta maaf," ujarnya.
"Namun Anda tahu, di tengah situasi yang panas, saya mengatakan hal-hal yang mungkin tidak seharusnya saya katakan," sambung dia.
Stuart Sedolwitz sebelumnya diketahui menjabat sebagai Direktur Pelaksana untuk Direktorat Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Menurut profilnya di LinkedIn, Sedolwitz menduduki posisi itu dari Februari 2009 hingga Januari 2011 — selama pemerintahan Obama.
ADVERTISEMENT