Sederet Kasus Penganiayaan Balita hingga Tewas: Karena BAB sampai Tak Mau Makan

6 Desember 2022 8:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan pada anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan pada anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Publik dikejutkan dengan kasus penganiayaan balita perempuan berinisial GMM (2) di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12). Ia tewas dibanting oleh pria berinisial YA (31) yang merupakan pacar ibu korban.
ADVERTISEMENT
YA telah ditangkap dan ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan. YA tega menganiaya balita tersebut karena kesal korban buang air besar (BAB) sembarangan. Saat itu korban tidak mengenakan popok sehingga kotorannya berceceran.
"Kemudian setelah adik kecil atau korban dititipkan, bermain di taman. Lanjut setelah itu, korban BAB. Itu yang penyebab utama atau motif yang terjadinya penganiayaan mengakibatkan meninggal dunia atau menghilangkan nyawa adik," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Senin (5/12).
Catatan kumparan, itu bukan kasus pertama balita tewas dianiaya. Tindakan sadis itu dipicu oleh berbagai macam alasan, mulai dari karena urusan buang air hingga sulit disuruh makan.
Berikut rangkuman kasus penganiayaan balita yang terjadi di Indonesia:
ADVERTISEMENT

Balita Dianiaya Ibu Kandung di Surabaya Karena BAB

Ilustrasi kekerasan pada anak. Foto: MIA Studio/Shutterstock
November 2021 kasus penganiayaan Balita terjadi di Surabaya. Seorang ibu kandung berinisial AS (24) menganiaya anak lelakinya yang masih berusia 4 tahun.
Ia kesal lantaran anaknya itu kerap buang air besar di celana. Selain itu juga sering mengganggu adiknya yang masih berusia 1 tahun.
"Motif tersangka melakukan tindakan penganiayaan terhadap anaknya tersebut diduga karena rasa emosi dan kesal yang tidak terkontrol," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Mirzal Maulana, Rabu (10/11/2021).
Dari hasil penyelidikan diketahui korban meninggal tidak wajar. Terdapat bekas kekerasan fisik di tubuh korban. Ada luka lebam akibat pukulan di wajah, punggung hingga paha korban.

Dianiaya Ayah Tiri Karena Ibu Tak Mau Mencuri

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. Foto: Shutterstock
Agustus 2021 kasus balita dianiaya hingga tewas terjadi di Kabupaten Pali, Sumsel. NK (2) tewas dianiaya ayah tirinya, AN.
ADVERTISEMENT
Kasus ini berawal dari saat ibu korban menolak ajakan mencuri AN. Ia lalu membawa kabur dua anaknya termasuk NK. Namun, AN mengambil paksa kedua anak tersebut dan membawa mereka ke hutan. Saat itu korban terus menangis hingga membuat AN kesal.
"Korban NK ini disuruh minum air sungai tapi tidak mau. Hal itu membuat pelaku emosi dan menendang serta memukulnya hingga tewas," katanya.

Dicemplungkan ke Sumur

Februari 2021 seorang balita berinisial AR di Bengkalis, Riau, dianiaya oleh ayah tirinya, MAB (30) yang tengah mabuk tuak. Ia menyiksa anaknya itu karena terganggu dengan tangisannya.
MAB memukul AR, mencubitnya bahkan mencemplungkan ke dalam sumur. Nyawa balita itu pun tidak selamat.

Disiksa Karena Tak Mau Makan

Kasus penganiayaan balita hingga tewas juga pernah terjadi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Maret 2020. Korban iaah NR (2) ia tewas usai dilempar piring oleh ibunya, Lina Natalia (19).
ADVERTISEMENT
Penganiayaan itu dilakukan Lina lantaran korban tidak mau makan. Awalnya ia memukul korban dengan tangan, namun karena tetap tak mau makan ia lalu melemparkan piring ke anaknya tersebut.
Korban pun mengalami pendarahan hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak tertolong.

Kesal Karena Tingkah Laku

Pada Agustus 2019, seorang balita berinisial MI (2) tewas dianiaya ayah tirinya, Riki Ramadhan Sitepu (30) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Korban dianiaya karena pelaku kesal dengan tingkah laku anak tersebut.
"Biasalah kenakalan anak-anak, kadang-kadang seperti naik ke tempat tidur, (karena) kesal, (korban) dipukuli, kemudian main di luar rumah, kesal dia (korban) dipukuli. Sering bikin berantakan, kesal dia dipukuli," ujar Kasatreskrim Polres Langkat AKP Teuku Fathir Mustafa pada 6 September 2019.
ADVERTISEMENT
Riki menganiaya anak tirinya itu secara berulang. Caranya juga sadis seperti disundut rokok, dipukul pakai kayu, hingga digantung.

Menangis dan Muntah

Ilustrasi Anak balita menangis saat duduk di Car Seat. Foto: Have a nice day Photo/Shutterstock
Pada Juli 2018 kasus penganiayaan balita hingga tewas terjadi di Cimahi, Jawa Barat. Korban yang masih berusia 3 tahun tewas dianiaya kekasih ibunya lantaran sering menangis dan muntah. Hal itu membuat pelaku kesal dan menganiaya korban.
Kasus itu diketahui ibu korban setelah pelaku meneleponnya. Saat itu korban telah lemas. Menurut keterangan pelaku korban juga mengalami kejang dan muntah. Di tubuh korban juga terdapat bekas lebam dan gigitan.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama 4 hari. Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah alat bantu dilepas dari tubuhnya.
ADVERTISEMENT