Sederet Kasus Pengeroyokan oleh Ojol, Semarang hingga Bogor

28 September 2022 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empat tersangka pengeroyokan yang menewaskan Kukuh yang juga penganiaya driver ojek online di Semarang. Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Empat tersangka pengeroyokan yang menewaskan Kukuh yang juga penganiaya driver ojek online di Semarang. Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap empat pelaku yang merupakan sopir ojol di kasus pengeroyokan Kukuh Panggayo Utomo (33). Kukuh dikeroyok karena alasan solidaritas sesama ojol.
ADVERTISEMENT
Sebab Kukuh sebelumnya mengeroyok seorang sopir ojek online (ojol) hingga babak belur saat sedang antre BBM di SPBU Kalicari Pedurungan Semarang, Jawa Tengah.
Keempatnya ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Budi Warsono (45) warga Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur, Nugroho Saputro (36) warga Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan. Kemudian, Zaini Dahlan (47) warga Sayung, Kabupaten Demak dan Harlan warga Tlogosari Semarang.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengungkapkan motif pengeroyokan yang berujung tewasnya Kukuh. Irwan menyebut, para tersangka merasa tak terima atas insiden penganiayaan yang dilakukan korban terhadap rekan mereka sesama sopir ojol bernama Hasto.
Selain peristiwa di Semarang, terdapat beberapa kejadian lainnya yang melibatkan ojol sebagai terduga pelaku pengeroyokan. Berikut daftarnya.

Pengemudi Mobil di Medan

Seorang pengemudi mobil menjadi korban pengeroyokan sopir ojek online di Jalan Selatan Panjang, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (25/3/2022). Aksi pengeroyokan ini sempat viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam video rekaman CCTV yang beredar, awalnya terlihat pengendara mobil dan sopir ojol itu berpapasan. Tampak sopir ojol mengetuk pintu bagian belakang mobil. Setelahnya, mobil tersebut tiba-tiba mengerem mendadak.
Massa ojol di Bandung berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Rabu (21/9/2022). Dok. Arif Syamsul Foto: Dok. Arif Syamsul
Tak jelas pangkal masalahnya apa, pengemudi mobil itu langsung keluar dari dalam mobil. Keduanya sempat terlihat cekcok.
Lalu dari arah lain datang sopir ojol lainnya yang langsung memukul pengemudi mobil itu dan disusul aksi pengeroyokan. Warga yang melihat kejadian itu, langsung berusaha melerai para pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.

Polisi di Bogor

Seorang anggota Polresta Bogor berpakaian preman dikeroyok oleh pengemudi ojek online di depan kantor leasing di Jalan Veteran, Kelurahan Panaragan, Kota Bogor, pada Jumat (22/5/2020) petang.
Anggota polisi itu dipukul karena dianggap debt collector alias 'mata elang (matel)' oleh massa ojek online itu. Lurah Panaragan Manan Tampubolon mengatakan pada saat itu kondisi cukup chaos.
ADVERTISEMENT
Menurut Manan, anggota polisi berpakaian preman lainnya kemudian datang untuk melerai. Massa tak kunjung diam. Alhasil anggota polisi lain itu mengeluarkan tembakan peringatan.
Sejumlah pengemudi layanan ojek daring berunjuk rasa di depan kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/8/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Kejadian bermula saat sekelompok ojol sedang ricuh. Massa ojol awalnya sedang mediasi terhadap salah satu rekannya yang menunggak pembayaran dan motornya hendak disita oleh kantor leasing itu.
Tim Polresta Bogor berpakaian preman pun langsung menuju lokasi kericuhan itu . Mediasi pada saat itu berjalan alot. Massa ojol mengira polisi berpakaian preman itu adalah bagian dari intel mata elang.

Asosiasi ojol sebut itu spontanitas

Menanggapi kejadian seperti ini, Ketua Asosiasi Ojek Online Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, pihak ojek online melakukan sebagai respons spontan.
"Kami menilai rentetan kejadian tindak pidana pengeroyokan yang dilakukan oleh beberapa driver ojol sehingga menyebabkan korban meninggal dunia terjadi karena spontanitas tidak ada niat driver ojol yang melakukan pengeroyokan untuk menghilangkan nyawa pelaku penganiaya rekan driver ojol juga," kata Igun kepada kumparan, Rabu (28/9/2022).
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga mengatakan menghormati proses hukum yang berjalan. Terutama kasus di Semarang yang menghilangkan nyawa satu orang.
"Kami berharap aparat hukum dapat memperlakukan rekan-rekan kami driver ojol yang sedang menghadapi tuntutan hukum dengan seadil-adilnya," kata Igun.