Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Kasus pembunuhan bocah dengan lakban di wajahnya ternyata bermotif utang . Ini bukan kasus pembunuhan pertama dengan motif utang.
ADVERTISEMENT
Sejak Agustus 2024 hingga September 2024, setidaknya ada 4 kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi utang. Berikut daftarnya:
Motif 5 Pembunuh Bocah yang Mukanya Dilakban di Lebak: Kesal Ditagih Utang
Polisi menangkap 3 pelaku lain kasus pembunuhan bocah perempuan bernama Aqilatunnisa warga Cilegon yang ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di Pantai Cihara, Lebak, Banten, pada Kamis (19/9). Total ada 5 pelaku yang ditangkap.
5 pelaku itu terdiri dari 3 perempuan dan 2 laki-laki. Mereka bernisial E, YY dan UJ ditangkap di Pandeglang, sementara RH dan SA ditangkap di Cilegon.
"Satu tersangka kebetulan dikenal sama ibu korban, masih ada hubungan pertemanan, dulu sempat tetanggaan, tapi masih berhubungan," kata Hardi, Minggu (22/9).
"Motifnya salah satunya itu terkait utang piutang. Nanti besok kita jelaskan lebih terperinci lagi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kasus Pembunuhan Bocah Dilakban di Lebak: Pelaku Cemburu ke Ibu Korban
SA (Saenah) salah seorang pelaku yang ditangkap di Cilegon cemburu kepada ibu korban.
"Pelaku SA (Saenah) ini menaruh kecemburuan kepada ibu korban karena sering dekat dengan pelaku RH (Rahmi). Jadi pelaku SA dan RH ini memiliki penyimpangan seksual hubungan sesama jenis," kata Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara saat konferensi pers, Senin (23/9).
Selain itu, Saenah yang merupakan otak pembunuhan itu juga tidak suka dengan sikap ibu korban. Menurut dia, ibu korban suka mengganggu anaknya.
"Pelaku SA dan RH sakit hati karena perlakuan ibu korban saudari A. Katanya ibu korban sering memarahi anak dari pelaku SA. Kemudian berkaitan juga dengan utang piutang pinjol, jadi pelaku SA dan RH ini punya utang pinjol sebesar Rp 75 juta dengan menggunakan aplikasi milik ibu korban," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Perampokan Maut Rumah Hijau Pamijahan Bogor: Bukan karena House Tour, tapi Utang
Perampokan juga terjadi di sebuah rumah, di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada Rabu (18/9). Satu orang tewas yakni sang kepala rumah tangga, berinisial HS (26 tahun).
Awalnya, perampokan diduga karena konten house tour yang dilakukan pemilik rumah. Tapi, polisi membantah isu tersebut.
"Antara korban, HS, dengan pelaku, D (30 tahun), saling mengenal. Mobil barang bukti yang kami amankan, yakni Toyota Calya, digadaikan D kepada HS sebesar Rp 23 juta," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara, dalam konferensi pers, Senin (23/9).
"Korban, HS, selalu menagih dan pelaku, D, tidak mampu membayar. Timbul niat D untuk melakukan kejahatan dengan tujuan mengambil barang-barang berharga milik korban," kata Teguh.
Barang-barang berharga itu: Mobil Mitsubishi Xpander, Calya (yang digadaikan pelaku), hingga emas.
ADVERTISEMENT
Pria di Asrama Akademi Keperawatan Taput Dibunuh Usai Tagih Utang Rp 3 Juta
Seorang pria yang merupakan pegawai Akademi Perawatan (Akper) di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumut, bernama Monika Hutahuruk, ditemukan tewas di asrama tempat ia bekerja, Jumat (30/8).
Awalnya, Monika diduga tewas karena sakit jantung. Tapi setelah penyelidikan polisi, ia tewas karena pembunuhan.
“Bukan karena penyakit jantung tetapi korban pembunuhan,” kata Kapolres Taput AKBP Ernis Sitinjak pada Senin (2/9).
“Korban ditemukan dengan posisi telentang dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut,” sambungnya.
Pada Minggu (1/9), polisi berhasil membuktikan dugaan pembunuhan tersebut. Pelaku, BSH (38) ditangkap. Dari hasil penyelidikan, BSH nekat membunuh Monika lantaran ditagih utang senilai Rp 3 juta.
“Korban menagih paksa. Akibatnya pelaku pun emosi dan nekat membunuh korban,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Utang Rp 300 Juta di Pasuruan Berujung Maut: Buat Urus Sertifikat Tanah
Chandra Rosmala Dewi (20), seorang wanita warga Desa Glagahsari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, menusuk pria di sebuah villa di kawasan Prigen, Pasuruan.
Chandra membunuh korban, Sholichuddin (44) warga desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Dari penelusuran polisi, Chandra menusuk Sholichuddin karena terlilit utang sebesar Rp 300 juta.
"Pelaku utang uang tunai kepada korban berkali-kali untuk kepengurusan sertifikat tanah milik pelaku sendiri dan untuk keperluan lain-lain dan ditotal oleh korban bahwa utang pelaku berkali-kali itu kalau dibulatkan semuanya sebanyak Rp 300 juta," kata Kasi Humas Polres Pasuruan Iptu Bambang Sugeng Hariyadi, kepada kumparan, Minggu (18/8).
Sholichuddin ditusuk Chandra saat diajak menginap di Prigen, Pasuruan. Sholichuddin sempat mengajak Chandra berhubungan badan. Tapi Chandra menolak.
ADVERTISEMENT
Chandra sendiri sudah menyiapkan sebilah pisau, dan menusuk bagian belakang leher Sholichuddin. "Korban melakukan perlawanan dengan cara merebut pisau yang dipegang oleh terlapor sehingga terlapor mengalami luka robek pada telapak tangan," jelasnya.
Akibat kejadian tersebut, Sholichuddin mengalami luka robek pada bagian leher dan kepala. Sedangkan, Chandra mengalami luka robek di telapak tangannya.